Kebumen Surplus Beras Petani Diuntungkan Harga Gabah di Atas HPP

Kebumen Surplus Beras Petani Diuntungkan Harga Gabah di Atas HPP
Panen padi musim tanam II di Desa Jeruk Agung, Kecamatan Klirong, Kebumen, Kamis (10/8/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Kabupaten Kebumen musim tanam ( MT) I dan II tahun 2023, diperkirakan akan surplus beras sampai 170.000 ton. Petani diuntungkan dengan harga Gabah Kering Giling (GKG) diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan hal itu pada panen raya musim tanam MT II dan Farmers Field Day (FFD) bersama Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI), di Desa Jeruk Agung, Kecamatan Klirong, Kamis (10 /8/ 2023)

Panen raya di Kebumen mengalami surplus pangan, yakni pada panen raya MT I yang dihadiri Presiden Joko Widodo, dan panen raya MT II yang sedang berlangsung.

Surplus beras salah satunya banyaknya bantuan alat dan mesin pertanian yang diberikan untuk para petani Kebumen, dengan pendampingan penyuluh pertanian. Sehingga petani di Kebumen seiring berjalannya waktu bisa semakin maju, dan bertambah sejahtera.

Corporate farming yang sedang dikembangkan, kegiatan penggabungan lahan usaha tani untuk dikelola secara bersama-sama oleh para petani dan terpadu di dalam satu manajemen. Sistem ini disebut dapat dijadikan sebagai suatu solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani saat ini.

Arif Sugiyanto mengatakan, harga gabah di Kebumen tetap stabil dengan hadirnya Rice Milling Unit (RMU) atau sentra pengolahan padi modern di Kutowinangun yang dikelola secara modern, dengan harga tinggi, sehingga tidak merugikan petani Harga GKG di Kebumen bisa dijual sampai Rp 6.500 sampai Rp7.000 per kg.

Ketua DPD PERHIPTANI Kebumen Ulung Setyoko mengatakan, FFD atau temu lapang petani, merupakan metode penyuluhan dengan mempertemukan petani dengan pemangku kebijakan dan stakeholder di bidang pertanian, seperti produsen pupuk, formulator dan lainnya.

Harapannya dari kegiatan ini hubungan petani pemangku kebijakan stakeholder pertanian bisa lebih erat lebih meningkat lagi. Dengan begitu kedepannya pertanian di Kebumen bisa lebih maju lebih meningkat dan tujuan dari pembangunan pertanian untuk peningkatan pendapatan petani bisa diwujudkan.

PERHIPTANI juga mendorong penerapan teknologi pertanian cerdas iklim, dan bagaimana pertanian di Kebumen bisa dikembalikan ke pertanian organik. Bukan hanya, terfokus kepada peningkatan produksi, namun juga bagaimana keberlanjutan pertanian kedepan.

Mengingat kondisi lahan saat ini sudah sangat kritis, sehingga ketika menggunakan organik murni biasanya akan ada syok penurunan hasil akan sangat kentara, sehingga pertanian organik butuh waktu dua tiga tahun, serta membutuhkan kedisiplinan petani untuk terus memakai organik.

“Kita anjurkan untuk mix, unsur organiknya tetap masuk sedikit demi sedikit ada pengurangan di pupuk kimia secara berkala,” kata Ulung. (*)