Jumlah Mahasiswa ke Jogja Turun, UAD Kembangkan Program iHiLead Erasmus+

Jumlah Mahasiswa ke Jogja Turun, UAD Kembangkan Program iHiLead Erasmus+
Pelatihan Peningkatan Kepemimpinan Perguruan Tinggi di kampus 4 UAD, Jumat (2710/2023).(yvesta putu ayu/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Peraturan Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri dari Permendikburistek No. 48 tahun 2022 berimplikasi pada program-program penerimaan mahasiswa baru (maba) di

Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Berbagai jalur skema di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia mengalami jumlah penuruan mahasiswa.

Menyikapi masalah ini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengembangkan program Indonesian Higher Education Leadership (iHiLead) Erasmus+. Salah satunya dengan Pelatihan Peningkatan Kepemimpinan Perguruan Tinggi di kampus 4 UAD, Jumat (2710/2023).

Mengusung tema “Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Berimplikasi pada Penurunan Jumlah Mahasiswa Baru”, acara tersebut diikuti oleh pimpinan dari berbagai PTMA dan PTS se-Jawa Tengah serta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Pelatihan kepemimpinan ini berperan penting bagi para pimpinan Perguruan Tinggi (PT) dalam memahami strategi terbaik untuk memperkuat tata kelola internal tim, meningkatkan diskusi, sinergi dan kolaborasi, menciptakan lingkungan kerja yang produktif, meningkatkan strategi komunikasi, serta meningkatkan jenama universitas,” papar Rektor UAD, Muchlas MT disela acara.

Pelatihan ini merupakan implementasi atau bagian dari luaran leadership training bagi para pimpinan PT. Diharapkan setelah ini para pimpinan PT memiliki respons yang cepat dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah-masalah yang ada terutama yang berkaitan dengan tata kelola PT.

"Kita berbincang tentang diri kita sendiri, bagaimana mengelola Perguruan Tinggi Swasta,” ungkapnya.

Muchlas menambahkan pentingnya langkah-langkah PTS dan PTMA dalam menghadapi perubahan-perubahan terkait dengan penerimaan mahasiswa baru. Diharapkan kerjasama banyak pihak bisa menjadi solusi mengatasi masalah mahasiswa.

“Barangkali bapak dan ibu para pimpinan perguruan tinggi swasta yang mahasiswanya tidak turun maka tidak mengalami masalah, tetapi melalui acara ini kita bersama-sama bisa mengantisipasi langkah ke depan yang perlu kita lakukan, seperti memperhatikan dinamika minat masyarakat terhadap PTS,” jelasnya.

Terdapat tiga pembicara pada acara ini yang dimoderatori oleh Dr. Choirul Fajri, S.I.Kom, M.A. yang merupakan Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. Adapun acara diawali dengan pemaparan materi dari Rektor UAD dengan materi “Fenomena Penurunan Mahasiswa Baru”.

Pemaparan materi dilanjutkan oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. yang merupakan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V DIY sekaligus Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) tentang “Tantangan Perguruan Tinggi Swasta Menghadapi Penurunan Jumlah Mahasiswa”.

Materi kemudian ditutup oleh Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. yang merupakan Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY terkait dengan “Tantangan Penurunan Jumlah Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi Swasta”.

Pembenahan di level internal dalam hal tata kelola, pelayanan yang baik, serta menciptakan kepuasan merupakan kunci dari kepemimpinan yang kemudian bisa menjadi sarana promosi bagi PT di level eksternal. Dengan melibatkan berbagai pihak, pelatihan ini menjadi bagian vital dalam pengembangan kepemimpinan di lingkungan universitas.

Selain itu, pelatihan ini juga dapat berperan sebagai platform adaptif dan kolaboratif yang dapat meningkatkan serta memperkuat kemampuan kepemimpinan para pimpinan di PTS dan PTMA. (*)