Tangani Pandemi, Ribuan Buku Saku Desa Tangguh CoViD-19 Diserahkan

Tangani Pandemi, Ribuan Buku Saku Desa Tangguh CoViD-19 Diserahkan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menyerahkan 4.000 eksemplar Buku Saku Desa Tangguh Covid-19 kepada Dinas Sosial DIY pada Kamis (23/4/2020) pagi. Diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Djagal Wiseso Marseno bersama tim  dari Satgas Covid-19 UGM dan UGM Press penyerahan Buku Saku Desa Tangguh CoVid-19 ini diterima langsung oleh Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi.

Djagal menyampaikan buku ini dibuat oleh Pusat Kedokteran Tropis (Tropmed) UGM dan dicetak oleh UGM Press. Sumber yang diambil berasal dari Kemenkes RI, Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan CoViD-19 RI, Badan POM dan organisasi kesehatan dunia WHO. Selain diserahkan kepada Dinas Sosial, 100 eksemplar buku juga diserahkan kepada Polres Sleman yang nantinya akan disampaikan kepada para Babinkamtibmas.

Menurut Djagal, Tropmed UGM mengartikulasikan kembali materi dari sumber-sumber tadi ke dalam bahasa Indonesia populer yang mudah dipahami. Tujuannya agar semua kalangan masyarakat yang berada di pedesaan dapat menerimanya.

Harapannya agar setiap keluarga dapat mengerti cara-cara mencegah, menangani, dan menjaga setiap anggotanya maupun tetangganya dari Covid-19.

“Selain prosedur umum penanganan, buku saku ini berupaya menghilangkan stigma dan diskriminasi yang dialami pasien, petugas, maupun warga yang terdampak Covid-19,” terangnya.

Sementara itu, Untung Sukaryadi, Kepala Dinas Sosial DIY, mengatakan pihaknya menerima buku saku ini dengan senang hati.  Hal itu karena selama ini pihaknya kekurangan sumber informasi untuk melakukan penyuluhan di desa-desa.

“Kelurahan atau desa di DIY sejauh ini sebenarnya sudah banyak inisiatif dalam pencegahan Covid-19 seperti adanya penjagaan di tiap akses masuk serta penyemprotan desinfektan bagi warga yang ingin masuk," lanjutnya.

"Bahkan, ada yang melakukan penyemprotan ke tiap-tiap rumah, padahal ini kurang tepat. Hal ini disebabkan banyaknya informasi yang mereka terima, namun validitasnya dipertanyakan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dengan adanya buku ini bisa menjadi solusi untuk menyebarluaskan tata cara penanggulangan dan penanganan CoViD-19 yang lebih kredibel dan valid sumbernya. Variasi bahasa yang tersedia untuk buku saku ini, termasuk bahasa Jawa, juga akan mempermudah penerimaannya bagi masyarakat di pedesaan, utamanya bagi orang tua yang tidak biasa memakai bahasa Indonesia.

Terakhir, Untung menyatakan peran masyarakat sangat penting dalam kondisi pandemi ini. Pihak pemerintah tidak bisa seluruhnya membantu mengatasi dan mengawasi kondisi di lapangan.

“Semoga dengan buku ini, masyarakat tidak panik dan sembarangan dalam menyerap informasi,” pungkasnya.(yve)