Jadi Masalah Serius, DIY Mempercepat Penurunan Stunting Hingga 14 Persen

Jadi Masalah Serius, DIY Mempercepat Penurunan Stunting Hingga 14 Persen
Global Friendship for Prosperous Families: Zero Stunting for the Nation di Hotel Borobudur Jakarta Pusat. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengurus Pusat, Andalan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) (BPP AKU), GKR Mangkubumi, mengatakan stunting merupakan masalah serius di Indonesia. Dengan sekitar 21,6 persen pada tahun 2022, anak Indonesia di bawah usia lima tahun terkena stunting. Diperlukan berbagai inisiatif dan kolaborasi berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting tersebut.

"Salah satu inisiatif penting adalah memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Ini untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi dan perawatan yang tepat selama kehamilan dan masa menyusui. Juga mendorong praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak, yang merupakan periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan," ungkap GKR Mangkubumi pada acara Global Friendship for Prosperous Families: Zero Stunting for the Nation, Jumat (9/6/2023) malam, di Hotel Borobudur Jakarta Pusat.

Menurut dia, diperlukan kolaborasi bersama guna membantu program percepatan penurunan stunting di DIY. Kerja sama itu sebagai upaya program percepatan penurunan stunting untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024. "Strategi dan kolaborasi lintas sektor dengan berbagai mitra baik di tingkat nasional hingga internasional dibutuhkan," ujarnya.

Mangkubumi menambahkan, inisiatif lainnya yang bisa dilakukan ialah penyebaran makanan yang kaya nutrisi kepada anak-anak di sekolah dan komunitas rentan. Dengan memberikan akses terhadap nutrisi yang lebih baik, harapannya bisa meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mencegah terjadinya stunting.

"Selain itu, diperlukan juga akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi. Ini sangat penting untuk mencegah penyakit dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal," jelasnya.

Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Kelompok UPPKS (BPD AKU) DIY, GKR Bendoro, mengatakan melalui berbagai program yang sudah dijalankan, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi angka stunting di wilayah DIY. Contoh program penurunan stunting di DIY seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan program UPPKA.

“Kami percaya bahwa dengan kerja sama dan solidaritas dari semua pihak, kita dapat mencapai tujuan bersama ini. Mari kita bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang dengan keluarga yang sejahtera, kuat, dan bebas dari stunting,” ungkapnya.

Pada acara Global Friendship for Prosperous Families: Zero Stunting for the Nation ini diundang para duta besar dari negara-negara sahabat, mitra kerja BUMN, serta mitra swasta untuk mendukung program percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Dipamerkan pula produk UMKM Unggulan Yogyakarta seperti Mimpi Bags dan Keewa Shoes. Acara ini dimeriahkan dengan peragaaan busana koleksi Oscar Lawalata Culture, penampilan tari dan lelang topeng oleh seniman Didi Ninik Thowok, serta lelang lukisan dari pelukis terkenal Nasirun. (*)