Jadi Korban Banjir Wadasmalang, Lima KK Memilih Bertahan
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN- Lima keluarga korban banjir Wadasmalang, Kecamatan Alian, Kebumen menolak pindah dari rumah mereka dan pindah ke lokasi aman. Padahal rumah mereka rawan dari hantaman banjir sebagai kelanjutan banjir di Wadasmalang Kamis pekan lalu.
Sedangkan keluarga lainya bersedia direlokasi di tempat aman dengan bantuan pembangunan rumah oleh pemerintah. Warga yang memilih bertahan meminta kepada pemerintah agar dilakukan pengamanan aliran sungai di lokasi bencana. Pengamanan aliran sungai, bisa berupa pembangunan talud, bronjong atau bangunan lain yang melindungi permukiman mereka.
Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Haryono Wahyudi dalam rapat koordinasi tindak lanjut penangan banjir Wadasmalang di balai desa Wadasmalang, Selasa (18/10/2022) mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
"Sebab balai besar tersebut yang memiliki kewenangan pembangunan di Sungai Kedungbener," jelasnya.
Selain relokasi, Pemkab Kebumen saat ini tengah melakukan upaya normalisasi aliran Sungai Kedungbener, dengan memanfaatkan alat berat. Namun pemukiman yang dilanda banjir bandang sebagian tidak dihuni.
Banjir Wadasmalang terjadi saat bukit setinggi 100an meter di tepi Sungai Kedungbener longsor. Longsoran tanah membendung aliran sungai sehingga aliran sungai berpindah ke pemukiman warga.
Banyak korban yang terpaksa masih mengungsi di tempat kerabatnya. Belasan rumah rusak, seorang warga hanyut, ditemukan 20 km arah hilir dari Wadasmalang.
Sementara aalah seorang warga yang sudah kembali ke rumahnya, Haryanto (56) kepada koranbernas.id mengatakan, warga yang bersedia direlokasi mendapatkan bantuan paling banyak Rp 50 juta. Bantuan diberikan dalam wujud material bangunan.
"Sedangkan pembangunan rumahnya, gotong royong warga dan aparatur," ujarnya.(*)