Iuran Rp 5000 untuk Bantu Ratusan Tenaga Honorer di Kota Yogyakarta

Iuran Rp 5000 untuk Bantu Ratusan Tenaga Honorer di Kota Yogyakarta

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sebagian besar pekerja terdampak pandemi Covid-19 bukan hanya pekerja paruh waktu dan pekerja tetap. Tenaga honorer dalam bidang pendidikan juga ikut terdampak. Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang memiliki lebih dari 2.000 Taman Kanak-kanak, masih mempekerjakan ratusan tenaga honorer.

Bermacam bidang pengajar honorer terpaksa tidak mendapat pemasukan karena sekolah tempatnya mengabdi harus libur di masa darurat Covid-19 ini. Libur yang ditetapkan pemerintah demi memutus rantai penyebaran virus Corona yang dimulai sejak Februari lalu, menyebabkan tenaga honorer ini dirumahkan sementara.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Yogyakarta, Sugeng Mulyo Subono, menyampaikan guru honorer TK yang paling terkena dampak ekonomi, terlebih TK swasta. Penghasilan yang tidak seberapa, ditambah dengan kebijakan untuk belajar di rumah, menyebabkan mereka kehilangan pendapatan.

Demi membantu meringankan beban ekonomi para tenaga honorer tersebut, Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Yogyakarta membagikan paket sembako. Paket ini terkumpul dari iuran 5.000 rupiah dari masing-masing anggota PGRI Kota Yogyakarta.

Melalui gerakan sosial Geribu atau Gerakan Iuran Rp 5 ribu tersebut terkumpul sebanyak 20 juta rupiah yang kemudian dibelanjakan kebutuhan pokok harian dan didistribusikan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta.

"Dari hasil donasi tersebut digunakan untuk membeli sebanyak 300 paket sembako. Kemudian dari IG TK menambahkan 75 paket, jadi kita membagikan 375 paket. Untuk TK atau IG TK sebanyak 175 paket karena paling besar. Nah, sisanya untuk (guru) SD, SMP, SMA, SMK dan SLB," kata Sugeng kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).

"Paket sembako tersebut paling banyak dibagikan kepada guru TK. Sebab guru honorer TK swasta merupakan elemen yang paling banyak terdampak Covid-19 bila dibandingkan dengan guru lainnya," lanjut Sugeng.

"Teman-teman kita, guru-guru TK swasta itu sangat terdampak. Honor gajinya sudah nggak seberapa, terus ini libur, otomatis kan pemasukannya juga nggak ada, sehingga porsi merekalah yang paling besar," lanjut Sugeng.

PGRI Kota Yogyakarta akan terus berusaha menjangkau lebih banyak guru, terutama non-ASN yang terdampak pandemi ini. Selain itu, mereka juga berharap adanya perhatian pemerintah dan berbagai pihak lainnya untuk memperhatikan para guru yang terdampak pandemi Covid-19. (eru)