Ini Cara Walikota Tangerang Selatan Disiplinkan Warganya
KORANBERNAS.ID, JAKARTA – Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany punya cara tersendiri mendisiplinkan warganya agar mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak hindari kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
Pengalaman tersebut dia bagikan tatkala menghadiri talkshow sekaligus peluncuran Buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Jumat (16/10/2020) sore.
Walikota Airin berkisah, tujuh bulan memimpin masyarakat dalam situasi pandemi dirinya terus memotivasi masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan harus menjadi kebutuhan bukan lagi kewajiban karena perintah undang-undang,” ungkapnya.
Apabila sudah menjadi kebutuhan, lanjut dia, ada atau tidak ada polisi maupun tentara masyarakat tetap pakai masker. “Bukan karena ada razia masker baru pakai," ujarnya.
Arifin tercatat menjadi orang pertama penerima buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Walikota Airin menjelaskan masyarakat sudah mengetahui 3M dan seperti apa menuju tatanan adaptasi kebiasaan baru. Persoalannya, bagaimana menjalankan pengetahuan tentang protokol kesehatan itu sebagai kebutuhan dan kebiasaan.
“Ini menjadi tugas besar kita bersama di lapangan agar masyarakat mengubah perilaku dengan terbiasa menerapkan protokol kesehatan. Ini PR (pekerjaan rumah) di lapangan agar masyarakat bisa terbiasa,” jelasnya seraya berharap buku tersebut memudahkan masyarakat menerapkan kebiasaan baru ini.
Melalui aplikasi zoom, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur Dr dr Joni Wahyuhadi Sp BS menambahkan pihaknya melakukan survei selama empat bulan pada masa pandemi. Hasilnya, pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 cukup, perilaku baik tetapi dalam implementasinya tidak selalu baik.
“Perubahan perilaku terhadap ketaatan protokol kesehatan tidak cukup hanya sebatas tahu dan mengerti. Protokol kesehatan ditegakkan dengan melibatkan polisi dan tentara untuk menggelar operasi yustisi," kata dia.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan buku ini ditunggu masyarakat sebagai acuan bersama menerapkan perubahan perilaku di masa pandemi.
Lilik menjelaskan mulai Maret sampai Oktober 2020 banyak terjadi perubahan yang berbeda-beda sehingga membingungkan masyarakat. Organisasi-organisasi masyarakat dan sejumlah lembaga membuat buku acuan tersendiri yang pemahamannya agak berbeda. Akibatnya ketika sosialisasi masyarakat menjadi bingung.
“Buku ini yang kita tunggu-tunggu sebagai acuan kita semua dari Sabang sampai Merauke, termasuk kami di BNPB," ucapLilik.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr Sonny Hari B Harmadi selaku tim penyusun buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 mengungkap adanya perbedaan persepsi yang muncul saat membahas strategi penanganan bersama tim pakar.
Perbedaan yang sama pun dialami masyarakat. Terbitnya buku pedoman perubahan perilaku ini diharapkan mampu menyamakan persepsi.
“Persepsi kita harus kita samakan, terutama bagi para pengambil kebijakan. Kami berkesimpulan perlu menyusun buku pedoman Perilaku yang baku dan berlaku untuk semua," ujar Sonny.
Secara singkat buku saku ini berisi seputar perubahan perilaku diserta apa dampak dan syaratnya. Buku ini melibatkan para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti pakar kesehatan, sosiolog, antropolog hingga ahli bahasa agar pesan yang disampaikan mudah diterima masyarakat.
“Bagaimana pun bahasa penting sebagai media komunikasi, orang akan paham dengan menggunakan bahasa yang tepat," jelas Sonny. (*)