Indonesia Negara dengan Belanja Online Paling Mudah

Indonesia Negara dengan Belanja Online Paling Mudah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia. Merujuk laporan We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Tanah Air per Januari 2022. Dibanding tahun 2019 sebelum pandemi, ada peningkatan cukup besar. Pengguna HP terkoneksi internet meningkat dari 355 juta menjadi 370,1 juta. Sementara pengguna sosial media meningkat dari 130 juta menjadi 191,4 juta.

“Semakin banyaknya orang terkoneksi internet, membuka peluang yang lebih besar untuk jualan online. Indonesia merupakan negara dengan belanja online paling mudah. Semakin luasnya proses transaksi dan semakin banyaknya orang tersambung internet menjadi pasar besar bagi penjual, produsen trader langsung atau perantara,” ungkap Sukamta, anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, saat menjadi pembicara webinar Ngobrol Bareng Legislator Mudah dan Nyaman Jualan Online, Senin (1/8/2022).

Menurut Sukamta, kemudahan belanja online dipengaruhi oleh banyak faktor, motifnya macam-macam karena gratis ongkos kirim, diskon, ada pembanding serta ulasan atau review. “Biasanya kita belanja di toko secara langsung mau membandingkan kualitas dan harga harus muter dari toko satu ke toko lain. Belanja secara online mencari pembanding mudah,” kata dia.

Alasan lainnya, terdapat banyak pilihan. Selain itu, pembayarannya pun sederhana. Bahkan ada fasilitas misalnya tidak bisa bayar cash bisa kredit atau ambil barang dulu bayar belakangan. Itu semua membuat orang terdorong menjadi konsumen belanja online.

Legislator peraih gelar gelar doktor Teknik Kimia universitas terkenal di Inggris ini mengakui, produk belanja online masih didominasi China, karena faktor ongkos kirim murah bahkan gratis serta ada potongan harga.

“Ini memberi ruang bagi kita untuk berpaling pada produk lokal anak bangsa. Jaraknya lebih dekat dan lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.

Pemerintah perlu terus mengimbau agar berbelanja produk lokal termasuk hasil pertanian petani lokal. “Mudah-mudahan pemerintah segera berani mengambil keputusan mempermudah perdagangan produk dalam negeri sehingga iklim dan lingkungan di sekitar kita semakin kondusif,” kata Sukamta.

Dipandu moderator  Dita Noor, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI, Samuel A Pangerapan, selaku keynote speaker menyampaikan, kehadiran teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan masyarakat semakin mempertegas transformasi digital.

Memang, kata dia, masifnya penggunaan internet membawa risiko seperti penipuan online, hoaks atau konten negatif lainnya. Karena itu, harus dibarengi literasi digital yang mumpuni agar masyarakat menggunakan teknologi digital secara bijak.

Mengingat penggunaan teknologi digital belum mencapai katagori baik, menurut dia, masyarakat perlu dibekali kemampuan digital, sekaligus untuk mengawal transformasi digital nasional. “Program literasi digital merupakan pekerjaan besar, kami tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kolaborasi,” tandasnya.

Pembicara lainnya, pebisnis online yang juga anggota DPRD Kabupaten Sleman, Sumaryatin, menjelaskan mengenai teknis-teknis pemasaran online.

Owner Grup Semesta ini lantas berbagi ilmu cara menentukan menentukan pasar sesuai dengan kota-kota yang diinginkan maupun maupun cara-cara merawat konsumen.

Inilah yang disebut sebagai penguatan market mengingat setiap produk memiliki pangsa pasar tersendiri. Dengan kata lain, masing-masing kota tidak sama. Misalnya, pangsa pasar di kota Batam berbeda dengan Surabaya. (*)