Hingga Akhir 2021, Pertamina Menambah Sekitar 700 Pertashop di DIY dan Jateng

Hingga Akhir 2021, Pertamina Menambah Sekitar 700 Pertashop di DIY dan Jateng

KORANBERNAS.ID, SEMARANG--Pertamina (Persero) terus menambah jaringan Pertashop di wilayah Jateng dan DIY. Di awal 2021, Pertamina menargetkan penambahan lebih dari 700 pertashop baru. Namun dalam perkembangannya, animo masyarakat atau investor untuk mengelola Pertashop ternyata terus bertambah, sehingga Pertamina mematok target penambahan Pertashop lebih tinggi.

Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho mengatakan, melalui Pertashop, yaitu outlet SPBU mini yang dihadirkan di pelosok pedesaan, pihaknya ingin mempercepat pemerataan dan jangkauan BBM di seluruh wilayah.

Dikatakan, Pertashop pertama kali dikenalkan setahun yang lalu, tepatnya pada saat penandatangan nota kesepahaman tentang pembangunan Pertashop di desa, yang ditandantangani oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dengan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Sejak itu, hingga saat ini Pertashop di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah hadir di lebih dari 200 titik.

“Sebanyak 207 unit Pertashop telah terbangun dan beroperasi melayani kebutuhan bahan bakar di desa-desa Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Angka tersebut akan terus bertambah, mengingat masih banyak desa atau kecamatan yang belum tersedia SPBU dan animo investor semakin bertambah. Target kami naik menjadi hampir 1.700 unit di akhir tahun 2021. Tentu harapan kami, dengan penambahan jaringan Pertashop ini akan semakin mendukung langkah kami dalam pemerataan jaringan layanan BBM ke masyarakat,” ungkap Brasto, dalam rilisnya Senin (26/4/2021).

Ia menjelaskan, Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO). Melalui program ini, setiap desa atau kecamatan akan memiliki Pertashop. Untuk itu, guna mempercepat perluasan Pertashop, Pertamina telah memiliki skema kemitraan dengan pengusaha untuk berinvestasi di bisnis ini.

“Kami telah membuka peluang investasi bagi para pengusaha untuk mengelola SPBU mini atau Pertashop. Tentu nilai investasinya lebih rendah dari SPBU reguler dan bisnisnya sangat menjanjikan,” imbuhnya.

Brasto menambahkan, syarat utamanya adalah badan usaha seperti CV, PT, Koperasi, Usaha Dagang (UD), maupun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Untuk persyaratan dan penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada tautan ptm.id/MitraPertashop.

“Kami berharap banyak pengusaha atau BUMDes yang berminat untuk berinvestasi demi perluasan pembangunan Pertashop yang lebih cepat lagi,” tandas Brasto.

Menurutnya kehadiran Pertashop mampu meningkatkan taraf ekonomi, baik untuk masyarakat umum atau konsumen, maupun untuk pengusaha yang menjalankan bisnisnya.

“Dengan adanya Pertashop, konsumen yang tinggal di pedesaan tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke SPBU hanya untuk mengisi bahan bakar. Selain itu Pertashop juga bisa menjadi bisnis tersendiri yang memberikan keuntungan usaha, baik yang berbasis kelompok masyarakat seperti BUMDes maupun pengusaha swasta,” ungkap Brasto.

Dijelaskan, Pertashop, merupakan satu-satunya mitra distribusi BBM dari Pertamina. Sebagai lembaga resmi dari Pertamina, maka operasional Pertashop memenuhi semua standar keselamatan sebagaimana SPBU yang mengacu pada standar keselamatan Pertamina. Termasuk harga jual dan kualitas BBM di Pertashop, juga dijamin sama dengan harga di SPBU.

“Untuk mengejar target ini, kami segera akan melakukan sosialisasi secara lebih masif bekerjasama dengan pemda. Pekan ini, sosialisasi akan kami lakukan marathon terutama untuk daerah-daerah yang keterjangkauannya dengan SPBU masih relatif jauh,” pungkas Brasto. (*)