Ingin Go Internasional, UKMK Sawit Pamer Karya di Ambarrukmo Plaza

Di DIY tidak ada kebun penghasil kelapa sawit, banyak hal bisa dilakukan.

Ingin Go Internasional, UKMK Sawit Pamer Karya di Ambarrukmo Plaza
Gerai UKMK Sawit di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Sawit dengan segala turunan produksinya disebut telah memberikan sumbangan yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada 2022 ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD 267 miliar, dari jumlah tersebut 12 persen di antaranya adalah produk yang berasal dari perkebunan kelapa sawit.

"Dari 276 USD miliar tersebut, 12 persennya merupakan kontribusi dari produk berasal dari kelapa sawit dan kebun sawit," kata Kabul Wijayanto, Plt Direktur Direktorat Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) saat membuka Gelar Gebyar Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Berbasis Sawit, Jumat (28/7/2023), di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO Indonesia mencapai USD 29,62 miliar pada 2022. Angka ini naik 3,56 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Dia melanjutkan, kegiatan Gebyar UKMK Berbasis Sawit ini merupakan bentuk komitmen, dukungan dan kontribusi yang nyata dalam menyatukan kekuatan UKMK khususnya dalam bidang sawit.

ARTIKEL LAINNYA: Pasang Surut Bisnis Pertashop, Omzet Dipengaruhi Harga Pertamax

"Momentum ini pula dalam rangka mendukung UKMK sawit agar Go Internasional dan dalam mengembangkan kapasitas bisnisnya," lanjutnya.

Kegiatan yang berlangsung 28-30 Juli 2023 ini meliputi Pameran UKMK sawit, talkshow, lomba sawit dan entertainmen untuk mempromosikan kebaikan-kebaikan sawit.

Kabul melanjutkan, pihaknya memiliki misi dalam menjalankan kebijakan pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna, secara profesional dan akuntabel.

Beberapa kepentingan tersebut meliputi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Promosi,  Peremajaan, Sarana dan Prasarana, Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Hilirisasi Industri Perkebunan Kelapa Sawit, Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati.

ARTIKEL LAINNYA: AXA Mandiri Serahkan Manfaat Perlindungan Jiwa Sebesar Rp 2 M

Kepala Perwakilan Kemenkeu DIY, Agung Yulianta, menambahkan DIY bukanlah produsen sawit tapi secara umum masyarakatnya merupakan bagian dari industri itu sebagai pengguna.

Disebutkan, mulai dari olahan makanan hingga barang pakai harian banyak menggunakan produk turunan kelapa sawit.

"Perlu saya sampaikan di DIY tidak ada kebun penghasil kelapa sawit, meski demikian banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya adalah hilirisasi dari kelapa sawit," kata dia.

Hilirisasi sawit dalam hal ini dimaknai sebagai sebuah proses yang dilakukan guna mengoptimalkan produk-produk turunan dari kelapa sawit menjadi produk lain yang memiliki nilai jual tinggi.

"Hilirisasi itu penopangnya adalah UKMK dan harusnya sawit bisa dikembangkan lebih lanjut di DIY, harapannya ini bisa menginspirasi para pengusaha muda di DIY untuk mulai melakukan hilirisasi," tandasnya. (*)