Guwosari Memprogramkan Satu Pedukuhan Satu Sarjana

Guwosari Memprogramkan Satu Pedukuhan Satu Sarjana

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Sekretaris Camat (Sekcam) Kecamatan Pajangan, Muji Sungkono SE menjadi Inspektur Upacara (Irup) dalam rangka Hari Jadi Desa Guwosari ke 74 tahun, Selasa (27/10/2020). Apel dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan, diikuti oleh Jajaran Muspika Pajangan, Lurah Guwosari Masduki Rahmat SIP dan jajaran perangkat, BPD, unsur PKK desa, Karangtaruna dan tamu undangan lain dalam jumlah terbatas.

Mengenakan busana Jawa dan tentunya mengenakan masker dan menjaga jarak, semua nampak khidmad mengikuti apel yang juga menggunakan Bahasa Jawa. Pada apel diserahkan penghargaan bagi pelestari adat dan pemberian beasiswa dalam program “Satu Pedukuhan Satu Sarjana”.

“Jadi kita menyelenggarakan peringatan hadeging Kalurahan Guwosari kaping 74 tahun. Jadi tepat 74 tahun lalu adalah peristiwa bergabungnya Kalurahan Selarong dan Kalurahan Iroyudan menjadi Kalurahan Guwosari,” katanya.

Sebelum apel, rangkaian kegiatan telah dimulai pada Jumat (23/10/2020) berupa senam sehat bersama kader untuk menjaga imun. Dilanjutkan Minggu (25/10/2020) di acara semaan 30 juz bersama Hafid dan Hafidhoh Guwosari, pembukaan track dunhill dan siangnya ziarah ke makam pamong yang sudah meninggal.

“Puncaknya digelar Selasa (27/10/2020) malam berupa gerebek Selarong yang berbeda konsepnya dengan tahun-tahun sebelumya. Karena pandemi, maka akan dilakukan dengan sarasehan, tidak di Goa Selarong seperti sebelumnya. Namun kita mengambil tema-tema tempat sejarah Pangeran Diponegoro. Akan kita gelar di Gunung Mijil,”katanya.

Terkait program Satu Pedukuhan Satu Sarjana, menurut Lurah Masduki sudah berjalan sejak tahun lalu dengan 4 mahasiswa. Untuk tahun ini ada 7 mahasiswa yang mendapat beasiswa kerjasama antara Pemerintah Desa Guwosari dengan Universitas Alma Ata. Jadi nanti ada bagian yang didukung oleh Pemdes Guwosari dan sebagian didukung Alma Ata. Sehingga penerima beasiwa gratis dari segala biaya.

“Program ini kami informasikan ke semua pedukuhan. Jadi yang ingin menempuh pendidikan lanjutan atau pendidikan tinggi dipersilahkan. Terpenting yang bersangkutan itu memiliki kemauan kuat untuk maju,” katanya.

Menurut Lurah Masduki, salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan adalah dengan pendidikan. (*)