GKR Hemas Pernah Jualan Kue

GKR Hemas Pernah Jualan Kue

KORANBERNAS.ID -- Tidak hanya warga DIY yang mengenal Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Wanita berparas cantik, berpenampilan anggun dan smart tersebut dikenal lebih menasional lantaran sejak 2004 selama beberapa periode terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili DIY.

Bahkan periode akhir ini pernah menjadi Wakil Ketua. Pada pemilihan legislatif 2019 Kanjeng Ratu, sapaan akrabnya, terpilih kembali menjadi anggota DPD sampai 2024.

Meraih hampir satu juta suara, merupakan salah satu indikasi dia dicintai oleh rakyatnya.

GKR Hemas lahir di Jakarta 31 Oktober 1952 dengan nama Tatiek Dradjad Supriastuti. Bagi orang Jawa zaman dulu, nama sarat dengan makna dan doa. Ternyata dia memang punya dradjad.

Diawali ketika dia dipersunting RM Herdjuno Dalpito, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sesudah HB  IX mangkat, RM Hardjuno naik tahta menggantikan ayahandanya bergelar Sri Sultan HB X. Tatiek Djadjat akhirnya menjadi permaisuri bergelar GKR Hemas.

Tapi  tidak banyak orang tidak mengetahui masa kecil Tatiek tidak segemerlap anak-anak konglomerat maupun orang kaya lainnya.

Keluarga TNI

Lahir dari keluarga TNI, meski berpangkat perwira, namun secara ekonomis saat itu gaji ayahnya hanya bisa untuk hidup pas-pasan. Untuk itu Tatiek harus membantu jualan kue.

"Ya saya dulu membantu jualan kue. Dibuat oleh ibu dan saat berangkat sekolah saya bawa ke tempat menitip untuk dijualkan," kata Kanjeng Ratu.

Hal itu diungkapjan secara blak-blakan pada saat berlangsung Bedah Buku  Tantangan dan Peluang Senator Menuju Satu Abad NKRI, Jumat (9/8-2019), di Sekretariat DPD RI DIY Jalan Kusumanegara Yogyakarta.

Acara yang diadakan Yayasan Indonesia Rumah Kebhinekaan bekerja sama dengan Forum Kusumanegara ini dihadiri anggota DPD terpilih dari DIY dan berbagai daerah di Indonesia serta Humas Setjen MPR RI, Siti Fauziah SE MM.

Peserta diskusi dari berbagai elemen pun memenuhi aula. Tampil sebagai narasumber GKR Hemas, Dr Amiluhur Suroso dan Dr Haryadi Baskoro.

Berjuang keras

Kepada para senator terpilih Pemilu Legislatif 2019, GKR  Hemas mengajak berjuang secara aktif dan kreatif agar bisa memikul amanah aspirasi daerah lebih maksimal.

Termasuk meningkatkan kemakmurkan rakyat utamanya di wilayah Indonesia Timur. Dari pengalaman berkunjung ke daerah-daerah, Hemas melihat masih sangat banyak wilayah yang tertinggal.

"Ini menjadi PR bagi anggota DPD terpilih. Mengingat jumlah dan kewenangan DPD yang masih terbatas membuat belum maksimalnya menyuarakan aspirasi daerah," kata dia.

Hemas optimistis akan masa depan DPD. Meskipun itu berpulang kepada para pimpinan dan anggota DPD sendiri bagaimana mereka punya komitmen untuk berkiprah secara maksimal.

Buku Tantangan dan Peluang Senator Menuju Satu Abad NKRI tersebut diterbitkan oleh Forum Kusumanegara.

Buku itu terdiri tiga bagian, diawali Tantangan dan Peluang DPD RI sebagai Kekuatan Penyeimbang yang ditulis empat senator dari DIY.

Bagian kedua berupa Refleksi Kritis DPD RI, masa lalu, kini dan yang akan datang.

Bagian ketiga Harapan publik terhadap DPD RI. Dengan epilog Menuju penguatan DPD RI yang ditulis Prof Dr H Edy Suandi Hamid MSc. (sol)