Antologi Cerpen Rumah Nin Diluncurkan

Antologi Cerpen Rumah Nin Diluncurkan

KORANBERNAS.ID -- Sastra Bulan Purnama edisi 95 akan diisi peluncuran antologi cerpen karya 10 perempuan cerpenis dari kota Pontianak, Malang, Semarang, Yogyakarta dan seorang perempuan cerpenis tinggal di Australia.

Rumah Nin, judul antologi cerpen ini diluncurkan Senin (19/8/2019) malam 30 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya Jalan Parangtritis Km 8,5 Sewon Bantul.

Para perempuan cerpenis itu adalah Dyah Merta, Endah Raharjo, Endah SR, Ida Fitri, Umi Kulsum dan Ninuk Retno Raras (Yogyakarta), Rosana Hariyanti (Malang) Yeni Mada (Pontianak) dan Retno Darsi Iswandari yang tinggal di Australia.

Tiga dari 10 cerpenis perempuan tidak bisa hadir karena telanjur memiliki jadwal yang tidak bisa ditinggalkan. Endah Raharjo, kebetulan sehari sebelumnya berangkat menuju luar kota, dan Yeni Mada, belum bisa meninggalkan Pontianak karena beberapa hari sebelumnya sudah di Yogyakarta.

Sedangkan Retno Darsi Iswandari yang sekarang tinggal di Australia belum memiliki jadwal pulang di bulan Agustus 2019.

Namun demikian karya ketiganya tetap dibacakan oleh para pembaca tamu. Cerpen karya Yeni Mada berjudul Rabu Kaba akan dibacakan Fahtul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII).

Nurul Indarti. (istimewa)

Cerpen karya Endah Raharjo berjudul Pohon Kenanga di Halaman Belakang akan dibacakan oleh Nurul Indarti, Kaprodi Magister Sains dan Doktor Ilmu Mananejemen FEB UGM.

“Saya sudah kontak beliau berdua, dan keduanya bersedia untuk membacakan penggalan cerpen karya saya dan karya Yeni Mada,” ujar Endah Raharjo.

Sedang cerpen karya Retno Darsi Iswandari berjudul Ramalan Gelap akan diolah menjadi satu dramatic reading oleh Rieta En bersama kelompoks Sugenyi.

Endah SR akan tampil dengan tarian sambil membacakan penggalan cerpen karyanya di dalam buku Rumah Nin.

Para perempuan cerpenis lainnya seperti Rosana Hariyanti yang sehari-harinya sebagai pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang akan hadir membacakan penggalan cerpen karyanya berjudul Rumah Nin.

Rosana Hariyanti. (istimewa)

Yantis S Sastro, pengajar di Undip Semarang juga akan membacakan penggalan cerpen karyanya berjudul Sahabat Dari Masa Lalu.

Para perempuan cerpenis lainnya seperti Dyah Merta membacakan penggalan cerpennya berjudul Pengantin, dan Ida Fitri membacakan cerpennya Lelaki dari Negeri Bianglala.

Cerpen berjudul Pohon Trembesi Ibu akan dibacakan oleh penulisnya, Ninuk Retno Raras, dan direncanakan dibacakan bareng sahabatnya, Rani namanya. Judul cerpen yang lain Investigasi karya Umi Kulsum akan dibacakan sendiri oleh penulisnya.

Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama mengatakan Sastra Bulan Purnama tidak hanya khusus menampilkan puisi.

“Memang, dominasi puisi masih kuat. Karena puisi umumnya ditulis pendek sehingga tidak menyita banyak waktu. Kalau cerpen secara utuh dibacakan, dan jumlahnya ada 10 cerpen, membutuhkan waktu cukup lama, mungkin orang bisa jenuh mendengarnya,” ujarnya. (sol)