Geopark Kebumen Dibahas di Marako

Geopark Kebumen yang telah masuk dalam geopark nasional dan tengah dikembangkan menjadi Geopark dunia.

Geopark Kebumen Dibahas di Marako
Delegasi Kebumen, Indonesia menyampaikan paparan pada konferensi internasional geopark di Maroko. ( istimewa)

KORANBERNAS. ID, MAROKO-- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menjadi salah satu pembicara pada acara The 10 th Internasional Conference on UNESCO Global Geopark di Marrakesh, Maroko, Afrika Utara, Kamis (7/9/2023). Dalam konferensi selama satu pekan Bupati Arif, didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Edi Rianto, Ahli Peneliti Ahli utama BRIN yang juga Ketua Dewan Pakar Geopark Kebumen, Chusni Ansori, dan Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Alfia Diananita Zulfa.

Pada sesi pertama paparan dengan tema "UNESCO Global Geopark Developing Communities", delegasi Geopark Kebumen mewakili Indonesia memaparkan "Geo Culture at Kebumen Geopark Central Java Indonesia". 

Arif menyampaikan posisi Geopark Kebumen yang telah masuk dalam geopark nasional dan tengah dikembangkan menjadi Geopark dunia/global. Upaya menjadi geopark global diantaranya dengan memperluas wilayah geopark dan tidak hanya area Karangsambung - Karangbolong.

"Konsep yang kita bawa berbeda dengan sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada ilmu kebumian atau bebatuan," ujarnya.

Menurut Arif, Geopark Kebumen cakupannya lebih luas. Bukan hanya menawarkan situs geologi, tapi juga situs culture/kebudayaan masyarakat, situs geologi dan pariwisatanya yang satu dengan yang lain saling berkaitan. 

"Geopark Kebumen ada di 22 kecamatan. Jadi lebih luas," jelasnya. 

Chusni menyampaikan tentang hubungan pembentukan budaya pada kawasan Geopark Kebumen dengan keragaman geologinya, dan pengaruh kondisi geologi terhadap pembentukan budaya yang terbentuk.
 
Dia menyatakan, ada parameter budaya yang ada di Kabupaten Kebumen berupa budaya megalitik, Hindu-Budha, Islam dan kolonial. Sedangkan parameter geologi ada tujuh parameter yang meliputi litologi, bentang alam, ketinggian, kelerengan, meterial tambang, jarak dari sungai dan geohidrologi. 

"Tujuh parameter geologi dan empat parameter budaya telah dianalisis menggunakan metode overlay dan AHP, " kata Chusni yang juga ketua Kelompok Riset Geoheritage-Geopark BRIN.

Berdasarkan analisis itu budaya yang berkembang pada kawasan Kebumen mempunyai keterkaitan dengan kondisi geologi yang ada. Budaya era megalitik ada 11 lokasi, dan Hindu - Budha 13 lokasi, terlihat kuat keterkaitannya dengan air tanah dan kedekatan dengan sungai. 
Pada era Islam ada 31 lokasi lebih terkait dengan kontrol ketinggian dan material tambang, sementara pada era kolonial ada 83 lokasi lebih dikontrol oleh bentang alam dan bahan tambang. 

Secara keseluruhan daerah datar, endapan alluvial, morfologi fluvial dan pantai, jarak dari sungai kurang dari 750 m, ketinggian kurang 50 m, pada daerah air tanah dangkal dan material tambang berapa sirtu, merupakan pilihan utama.(*)