Gadis-gadis Ini Mengejar Mimpi Jadi Penyanyi Dangdut
KORANBERNAS.ID – Dangdut bukan lagi terkesan pinggiran. Musik asli Indonesia itu rupanya sudah digandrungi kalangan kampus.
Setidaknya, ini terbukti dari banyaknya mahasiswa maupun mahasiswi mengikuti Audisi LIDA (Liga Dangdut Indonesia) 2020, Minggu (27/10/2019), di Cavinton Hotel Yogyakarta.
Di antara gadis-gadis yang rela antre demi mengejar mimpi menjadi penyanyi dangdut, salah seorang di antaranya adalah Sandri.
Gadis berusia 20 tahun asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mahasiswi semester 1 ilmu hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini tertarik ikut audisi yang diadakan oleh stasiun televisi Indosiar.
Sandri yang sejak kecil suka menyanyi itu mengatakan audisi audisi LIDA memang beda. Peserta apabila lolos seleksi tidak hanya berkompetisi tetapi juga dilatih olah vokal bahkan memperoleh kesempatan manggung.
Kenapa tertarik dangdut, dia melihat ada banyak peluang memperoleh pekerjaan sehingga dapat membantu orang tuanya yang tinggal di Manggarai Barat dekat destinasi wisata terkenal, Labuan Bajo.
Sandri lahir dari keluarga pemusik. Orang tuanya suka main gambus. Waktu kecil dia sering diajak dari panggung ke panggung.
Baru kali ini Sandri ikut audisi. Yakin lolos? Singkat dia berucap yang penting berusaha, tentu saja disertai doa. Siapa tahu menang kemudian menjadi penyanyi profesional sehingga membantu orang tuanya yang memiliki keinginan ke tanah suci.
Sandri. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Mimpi serupa diungkapkan Riska Yunita. Bedanya, gadis berusia 25 tahun penyandang tuna netra itu sudah berkali-kali mengikuti audisi serupa.
Seperti Sandri, dia tertarik mengikuti audisi Liga Dangdut Indonesia karena tidak hanya terpacu untuk berkompetisi dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri tetapi juga ingin memperoleh pelatihan vokal.
“Nggak jadi juara nggak apa apa,” ucapnya. Riska datang ke lokasi audisi seorang diri naik ojek online. Setidaknya dia ingin membuktikan kaum difabel juga punya kemampuan.
Mahasiswi semester akhir Universitas PGRI Yogyakarta ini sejak duduk di bangku MAN 2 Sleman memang menyukai dangdut.
Perempuan asal Gunungkidul itu juga aktif di grup Teater Banyu Bantul serta sesekali main Jazz atau orgen tunggal. Pernah bersama grup band-nya memainkan lagu dolanan anak Cublak-cublak Suweng versi Jazz.
Kenapa tertarik dangdut, dia menyatakan musik yang satu ini sangat menantang. “Dangdut itu cengkoknya menantang. Dangdut harus ada gregel-nya,” kata dia.
Berbeda dengan cengkok pop yang mudah dipelajari oleh penyanyi pemula, cengkok dangdut lain dari yang lain. “Cengkok pop itu paling gampang dikuasai,” ujar Riska yang mengidolakan Soimah itu.
Riska Yunita. (sholihul hadi/koranbernas.id)
34 kota
Audisi Liga Dangdut Indonesia 2020 merupakan kompetisi dangdut terbesar di Indonesia yang berlangsung di 34 kota besar. Program talent search itu menjadi salah satu signature program Indosiar.
Tidak hanya dalam negeri, kompetisi yang diperluas hingga penjuru Asia itu sukses melahirkan bintang-bintang dangdut yang kini mampu bersaing di industri hiburan tanah air.
Provinsi Sumatera Selatan, Yogyakarta dan Bali menjadi tiga provinsi di pekan kelima diselenggarakannya audisi LIDA 2020 secara serentak.
Ekin Gabriel selaku VP-PSRD Division Head menyatakan peserta dibatasi usianya 14-25 tahun, pria maupun wanita.
Mereka yang punya bakat menyanyi dangdut bisa datang langsung ke lokasi audisi dengan membawa kelengkapan lampiran formulir berupa fotokopy KTP/Kartu Pelajar serta foto terbaru berwarna ukuran 3R sebanyak dua lembar.
Tidak hanya audisi langsung, Indosiar juga memberikan kesempatan bagi peserta di seluruh penjuru Indonesia melalui audisi online dengan mengakses https://www.kapanlagi.com/dangdut/audisi-liga-dangdut-2020/.
Peserta yang lolos audisi harus kembali berjuang mewakili provinsinya dan bertemu duta provinsi lainnya untuk memperebutkan gelar bergengsi di panggung LIDA 2020.
Menurut dia, kesuksesan bintang-bintang alumnus LIDA di tahun-tahun sebelumnya hingga ke kancah Asia, kini mampu bersaing kuat dengan musisi-musisi yang lebih dulu meramaikan industri hiburan tanah air.
Yang pasti, ajang pencarian bakat yang diselenggarakan Indosiar ini menjadi kesempatan terbaik generasi muda untuk unjuk kebolehan.
“Tahun ketiga penyelenggaraan LIDA, Indosiar semakin selektif mempertemukan duta-duta dangdut terbaik dari provinsi Indonesia paling barat hingga timur dengan membawa beragam kekayaan adat dan budaya,” kata Ekin.
LIDA 2020 tidak hanya menginspirasi pemilik talenta terbaik namun juga melahirkan idola dangdut baru di tanah air.
Setelah provinsi Lampung, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Maluku Utara, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sumatera Selatan, Yogyakarta dan Bali, pekan depan 2-3 November 2019 audisi LIDA 2020 berlanjut secara serentak di tiga provinsi yakni Sulawesi Utara, Gorontalo dan Jawa Timur. Seluruh proses audisi LIDA 2020 tidak dipungut biaya apapun. (sol)