Pertumbuhan Ekonomi Jateng Diprediksi Naik 4,8-5,6 Persen
Hingga Tahun 2024, pertumbuhan investasi di Jateng mengalami kenaikan signifikan dari 26 persen menjadi 33,1 persen
KORANBERNAS.ID, SEMARANG--Pemprov Jateng hingga saat ini masih serius pada sektor investasi. Hingga Tahun 2024, pertumbuhan investasi di Jateng mengalami kenaikan signifikan dari 26 persen menjadi 33,1 persen pada periode yang sama.
Kenaikan signifikan tersebut setelah Pemprov Jateng menggalakkan kawasan industri dan kemudahaan dalam perizinan dan lainnya.
Hal tersebut disampaikan Dr. Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng, dalam diskusi "Outlook Ekonomi Jateng Pasca Pilkada 2024" yang digelar Forum Wartawan Pemprov Jateng & DPRD Jateng (FWPJT) dan Bank Jateng, di Lobby Kantor Gubernur Jateng, Rabu (11/12/2024).
Meski demikian, menurut Sujarwanto, pihaknya juga fokus pada pengendalian inflasi di Jateng. Inflasi tinggi atau terlalu rendah juga tidak bagus.
“Tinggi rendahnya inflasi itu tidak masalah. Yang bagus itu inflasi dapat dikendalikan dan yang terpenting terprediksi, sehingga jika terjadi inflasi tinggi kita mampu menstabilisasi,” ujar Sujarwanto.
Dijelaskan, paska Covid-19, pertumbuhan ekonomi sekitaran di angka 5 persen, sedikit turun dari nasional.
“Saat Covid-19 sempat terjadi pertumbuhan minus atau terkontraksi, tapi kemudian berada sejajar dengan nasional. Jawa Tengah selalu juga sama pada kisaran itu di 4,93 persen sementara nasional di angka 5,05 ini kondisi terakhir pada triwulan 3 pada 2024,” terangnya.
Pada Tahun 2025, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mengajak pertumbuhan ekonomi di tahun ketiga pemerintahannya bisa mencapai angka 8 persen.
“Makanya kita berupaya keras untuk bersama-sama mewujudkan misi pemerintah pusat. Salah satunya kita galakkan kawasan industri di Jateng yang hingga saat ini memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah,” tambahnya.
Lebih jauh Sujarwanto optimis pertumbuhan ekonomi di Jateng akan positif. Kualitas pertumbuhannya akan berkesinambungan.
“Ke depan ekspornya lumayan sehingga bisa mendongkrak meskipun import lebih besar. Ini yang sedang kita perhatikan,” tandasnya.
Kejahatan Online
Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng mencatat dari beberapa indikator keuangan, baik dari total aset dana pihak ketiga dan pertumbuhan kredit di sektor perbankan itu rata-rata memang tumbuh.
Bambang mengatakan, pihaknya juga memantau pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan ini sampai sejauh mana ke sektor UMKM.
"Di Jawa Tengah sendiri penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 49,32% lebih tinggi daripada nasional yang 20,23%. Jadi Jawa Tengah itu rupanya termasuk salah satu Backbone untuk UMKM nasional termasuk di penyalur tertinggi secara nasional juga ada di Jawa Tengah,” tandasnya.
OJK berharap, pembiayaan terhadap pembangunan tidak hanya dilakukan di sektor perbankan, tapi pihaknya juga mendorong pembiayaan pembangunan ini bisa dilakukan oleh sektor di luar perbankan. (*)