Barang Dagangan Kebanjiran, Warga Berharap Pembangunan Tanggul Ditinjau Kembali

Barang Dagangan Kebanjiran, Warga Berharap Pembangunan Tanggul Ditinjau Kembali

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Berulangkali mengalami musibah banjir, Suroto, warga Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo hanya bisa pasrah. Akibat air yang menggenangi rumahnya, pelaku UMKM itu mengalami kerugian puluhan juta. Banjir yang terjadi pada Rabu (1/6/2022) dan 15 Maret 2022 lalu, telah meluluhlantakan usahanya.

"Saya mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta akibat banjir, karena 2 ton kacang tanah yang merupakan bahan baku dagangan, terendam air," ujar warga RW 2 Desa Tangkisan ini.

Karena bahan baku berupa kacang kulit terendam banjir, membuat Suroto kesulitan memenuhi pesanan kacang kulit goreng pasir yang selama ini menjadi gantungan hidupnya.

"Saya tidak bisa mengamankan kacang seberat 2 ton yang belum diolah," katanya.

Suroto menceritakan, kacang tersebut untuk persiapan berjualan. Karena dirinya secara rutin harus memenuhi pasaran dari beberapa kota di Jateng dan DIY. Namun karena dua ton kacangnya terendam air, dirinya belum bisa menyiapkan barang dagangan dalam waktu dekat.

Suroto memiliki label untuk kacang hasil produksinya, yaitu TS (Tiga Saudara), AR, Muncul Sari, dan TR (Tunggal Roso).

Menurutnya, banjir yang menimpa desanya terjadi akibat pembangunan tanggul. Untuk itu, dia berharap pemerintah segera meninjau ulang pembangunan tanggul tersebut.

"Dengan adanya pembangunan tanggul, desa kami sering mengalami banjir. Kalau tidak ditanggul mungkin banjir tidak sesering ini," ujarnya.

Ia mengusulkan pembangunan tanggul tinjauan kembali. Atau, jalan air ke sungai diperlebar. Menurutnya, saluran air itu kurang lebar sehingga mudah meluap (banjir).

Basuki, juragan rongsok yang beralamat di Desa Tangkisan RW 2, tinggal tidak jauh dari rumah Suroto. Akibat banjir, berkarung-karung rongsok yang siap dijual, terendam air.
Sebelumnya air setinggi bahu orang dewasa, namun saat koranbernas.id di lokasi, Rabu (1/6/2022), banjir mulai surut.

"Rongsok yang terendam banjir banyak berupa kertas. Kerugian sekitar Rp 12 juta. Saat banjir sebelumnya, saya juga menderita kerugian sebesar Rp 12 juta," sebut Basuki.

Basuki dan juga warga lainnya sangat berharap agar banjir tidak terjadi lagi di desanya.

Ketua RW 1, Desa Tangkisan, Rubiyadi, mengaku sangat prihatin atas banjir yang melanda desanya. Dia sangat berharap keberadaan tanggul di pinggir sungai agar dievaluasi.

"Dari kecil hingga saya dewasa, sebelum pembangunan tanggul, ada banjir baru sekali. Tetapi sekarang dengan adanya tanggul malah sering terjadi banjir," tuturnya kepada koranbernas.id. (*)