Dunia Mengakui Komitmen Kemanusiaan Muhammadiyah

Mereka bahkan mencapai daerah terisolasi yang berjarak sekitar 370 km dari Rabat.

Dunia Mengakui Komitmen Kemanusiaan Muhammadiyah
Penandatanganan kerja sama Internasional antara MDMC dengan ISAR Germany. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Keberadaan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-religius tidak hanya diakui atas kontribusinya di tingkat nasional tetapi juga secara internasional, terutama dalam upaya penanggulangan bencana.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr Agus Taufiqurrahman, mengatakan Muhammadiyah telah dengan tekun berkomitmen pada aktivitas kemanusiaan global, menarik perhatian di Indonesia maupun internasional.

"Ketika bencana melanda, Muhammadiyah berdedikasi untuk memberikan bantuan sebaik mungkin," ujarnya di sela penandatanganan kerja sama Internasional dengan International Search and Rescue Germany (ISAR Germany), Kamis (21/9/2023), di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Menurut dia, PP Muhammadiyah secara konsisten memfasilitasi dan mendukung Gerakan Tim Medis Darurat (EMT), yang merupakan bagian dari Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Ini termasuk kerja sama dengan International Search and Rescue (ISAR) Jerman, yang didukung oleh Robert Koch Institute.

ARTIKEL LAINNYA: Pemkab Kebumen Belum Memiliki PPNS Lingkungan

"Ini memastikan bahwa Tim Medis Darurat internasional Muhammadiyah mematuhi standar WHO," ungkapnya.

Upaya bantuan EMT Muhammadiyah terakhir terlihat dalam gempa bumi di Maroko. Meskipun mereka tidak dapat mencapai setiap daerah yang terdampak, Muhammadiyah hadir di beberapa wilayah.

"Keterlibatan Muhammadiyah dalam respons terhadap gempa bumi di Maroko adalah panggilan kemanusiaan yang tidak bisa diabaikan," kata dia.

Ketua LRB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, menjelaskan meskipun belum ada permintaan resmi bantuan dari Pemerintah Maroko, Cabang Khusus Muhammadiyah (PCIM) di Maroko segera bertindak.

ARTIKEL LAINNYA: RS AMC Muhammadiyah Lengkapi Fasilitas Canggih dengan Harga Terjangkau

"Di Maroko, PCIM berkolaborasi dengan Palang Merah setempat dan membuka pintu. Pada tahap kedua, kami mengirim dua tim asistensi dari Indonesia yang bekerja sama dalam koordinasi aktivitas tersebut," tambah Budi.

Tim-tim relawan asistensi ini memiliki keahlian medis dan jaringan internasional. LRP PP Muhammadiyah juga menyediakan logistik yang diperlukan bagi para penyintas khususnya tenda untuk layanan medis.

"Kami menunggu laporan dan dukungan keuangan dari warga Indonesia dapat segera kami salurkan kembali," ujarnya.

Terkait kebutuhan mendesak bagi penyintas gempa bumi di Maroko, Budi Setiawan menyoroti permintaan akan tenda. Banyak rumah dan bangunan yang tidak layak huni akibat gempa bumi. Untungnya, ada banyak tenda yang tersedia di Rabat, ibu kota Maroko, sehingga tidak perlu impor.

ARTIKEL LAINNYA: Butuh Peran Besar Perpustakaan untuk Mendorong Budaya Membaca

Sesuai dengan ucapan Dr Agus, relawan Muhammadiyah sudah mencapai beberapa wilayah. Mereka bahkan mencapai daerah terisolasi yang berjarak sekitar 370 km dari Rabat, berkat dedikasi relawan Muhammadiyah.

"Meskipun Pemerintah Indonesia belum secara resmi mengirimkan bantuan, Muhammadiyah melalui teman-teman kami di PCIM Maroko, sudah mengambil tindakan dan melakukan kontak langsung," jelas Budi.

Mengingat peran kemanusiaan global Muhammadiyah, kerjasama lintas negara sangat penting untuk meningkatkan kapasitas relawan. Kerja sama ini diwujudkan melalui kemitraan antara LRB PP Muhammadiyah dan ISAR Jerman, yang didukung Kementerian Kesehatan Indonesia dan WHO. (*)