Angka Kesertaan KB di Kabupaten Klaten Masih Rendah
Berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga, angka unmet need juga tinggi.
KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menetapkan Kabupaten Klaten merupakan salah satu dari 17 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang termasuk dalam wilayah khusus dengan kriteria angka kesertaan Keluarga Berencana (KB) masih rendah. Selain itu, berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga, angka unmet need juga tinggi.
Karenanya, dibutuhkan kerja sama dan dukungan stakeholder agar ke depan pengelolaan program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) di Jawa Tengah bisa lebih baik lagi.
"Dalam RPJMN tahun 2025-2045 disebutkan salah satu pilar dalam transformasi sosial untuk mewujudkan pembangunan nasional adalah kesehatan untuk semua, pendidikan berkualitas yang merata dan perlindungan sosial yang adaptif," kata Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah.
Dalam sambutannya pada acara Fasilitasi, Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di wilayah Khusus yang berlangsung di Klinik Bekti Sayekti Desa Tarubasan Kecamatan Karanganom Klaten, Kamis (3/7/2025), dia menyatakan perlunya pembangunan keluarga berkualitas melalui penyelenggaraan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KBKR).
Perluasan akses
Salah satu strategi yang dilakukan yaitu melalui perluasan akses dan kualitas pelayanan KB di wilayah khusus. Di Jawa Tengah, selain daerah perkotaan juga masih terdapat wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan.
Wilayah-wilayah tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan belum meratanya ketersediaan layanan kesehatan yang berkualitas sehingga menyebabkan terjadinya disparitas antarwilayah dalam pemerataan dan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan KBKR.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dissos P3APPKB) Klaten, Nuryanti, mengakui kesadaran warga ber KB di Kabupaten Klaten masih rendah.
"Idealnya 90 persen tapi di Klaten masih 75 persen," ujarnya pada acara yang juga dihadiri Kepala Dissos P3APPKB Klaten Puspo Enggar Hastuti SE, Yuliana dan Agus Pujiyanto (Tim Kerja KBKR BKKBN Provinsi Jawa Tengah), Forkompimda Karanganom, Babinsa, Bhabinkamtibmas Tarubasan PLKB, kader KB, PKK, Dharma Wanita, Aisyiyah dan undangan lainnya.
Acara tersebut juga diwarnai dengan pelayanan KB terhadap 69 akseptor IUD dan Implan. (*)