Bupati Kebumen : Media Tetap Ada Sesuai Zamannya

Bupati Kebumen : Media Tetap Ada Sesuai Zamannya
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto pada malam Tasyakuran Hari Pers Nasional 2024 Kebumen dan jajaran loper koran. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Sampai kapanpun media tetap ada sesuai zamannya. Di era digital saat ini tumbuh media cyber dan makin berkurang media cetak. Hal itu membuktikan, media dan profesi wartawan akan tetap ada, mengikuti zamannya. 

Hal itu dikemukakan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto pada malam tasyakuran Hari Pers Nasional 2024, Kamis (8/2/2024). 

Perkembangan teknologi, menambah jenis media yang berkembang. Sebelum era digital, media cetak berkembang pesat. Loper koran menikmati kesejahteraan. Namun dengan berkembangnya tehnologi informasi, bertambah jenis media, yakni media cyber.

Hal ini tidak berarti media berkurang. Bertambahnya jenis media, tentu mempengaruhi kesejahteraan loper koran, karena kebutuhan loper koran semakin berkurang. 

“Saya mengenal Pak Slamet, sebagai loper koran sejak remaja,” kata Arif Sugiyanto.

Slamet adalah salah seorang dari 10 loper koran yang diundang mengikuti tasyakuran. 

Jasa loper koran, menjadi penghubung antara perusahaan media dengan masyarakat/ pembaca media cetak tidak bisa dilupakan.

“Dulu saya bisa membaca koran memperoleh informasi koran dari Pak Slamet. Sekarang untuk memperoleh informasi bisa dari gadget,” kata Arif Sugiyanto.

Arif Sugiyanto akan memberi bantuan kepada 10 loper koran, karena jasanya menghubungkan dengan pembaca. Mereka akan diberi uang tunai masing masing Rp 1 juta.

“Besok ya bisa diambil,” kata Arif Sugiyanto yang didampingi Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih. 

Perubahan masyarakat memperoleh informasi, diungkapkan tiga orang yang lebih dari 30 tahun bertahan menjadi loper. 

Sosok Margo (75), Muhyadi (55), Slamet (57) dan Bardan (65), sudah tidak asing bagi pelanggan media cetak sejak dulu. 

Kepada koranbernas.id mereka mengungkapkan, pelanggan media cetak dari kalangan rumah tangga semakin berkurang. Pelanggan media cetak, sekarang perkantoran dan keluarga dengan status sosial menengah ke atas.

“Pelanggan keluarga, sekarang dokter dan perkantoran,” kata Margo. 

Dia mengungkapkan pada masa kejayaan media cetak, ia mampu menyekolahkan 2 anaknya, hingga menyandang gelar sarjana. Sekarang dirinya hanya bias bertahan sebagai agen sekaligus loper. Semua seiring berkurangnya oplah media cetak, penghasilannya, tidak sebaik dasa warsa 1980 - 2000. (*)