Dilecehkan, Atlit Porda Bantul Laporkan Pelatihnya

Dilecehkan, Atlit Porda Bantul Laporkan Pelatihnya

KORANBERNAS.ID,BANTUL --Atlit peraih emas Porda 2022 cabang olahraga (cabor) Gulat asal Kabupaten Bantul, berinisial A ( perempuan usia 18 tahun) secara resmi melaporkan pelatihnya berinisial AS (28 tahun) ke SPKT Polres Bantul, Jumat (27/10/2022) sore.

Pelaporan terkait dengan kasus kekerasan seksual yang menimpa dirinya saat berlatih di  sebuah sasana latihan di wilayah Sanden Bantul. Sebelum resmi melapor, A yang didampingi ayahnya E (45 tahun) melakukan konsultasi ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantul.

“Dari hasil konsultasi korban dengan tim PPA, memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut,” kata Kanit PPA Polres Bantul, Aipda Mustafa Kamal.

Menurut Mustafa, nantinya akan diberlakukan UU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) karena korban mengalami kekerasan seksual fisik. 

“Disitu ada kuasa relasi antara pelatih dengan atletnya, dan sedang kami perdalam dalam pemeriksaan. Termasuk untuk pemeriksaan saksi-saksi,” kata Mustafa.

Sementara  pendamping korban Yudha PW mengatakan jika kasus ini terjadi akhir Juli 2022 lalu di saat persiapan Porda DIY tahun 2022.

Saat itu A yang merupakan warga Kapanewon Pandak diajak berlatih oleh AS di sasana  pada pagi hari. Ini di luar jam latihan biasanya dan AS hanya meminta A yang berlatih.

“Saat itulah terjadi kasus kekerasan seksual  yang dialami oleh korban. Kami sudah  berusaha melaporkan ini  ke KONI Bantul yang merupakan induk dari semua cabang olahraga. Namun ternyata tidak mendapat jawaban yang memuaskan karena dianggap ini bukan urusan KONI,” katanya.

Yudha menambahkan, saat akan persiapan Porda, A ini sudah bercerita ke beberapa temannya tentang kasus yang menimpanya dan belum berani cerita ke orang tuanya.

Sementara rekan atlit, Retno mengatakan jika A bercerita tentang kasus yang menimpa dirinya. Dia menangis dan depresi.

“Dia bahkan sampai menyakiti dirinya sendiri seperti mencakar-cakar tangannya hingga kesakitan. Dia merasa hidupnya juga seperti tidak berarti. Kami teman-temanya selalu menguatkan dirinya,” kata Retno.

Saat itu, lanjut Retno  untuk menghindari pelatihnya tersebut, A memilih pergi ke rumah neneknya di Bandung dan berlatih disana. Karena kebetulan di daerah Bandung ada sasana untuk cabor yang  akan diikuti dalam Porda.

"Hasilnya dalan kondisi terpuruk mentalnya, A masih mempersembahkan emas untuk Kabupaten Bantul," jelasnya.

Sementara Angga Setiaji senior atlet  mengatakan jika  teman-teman A memberikan dukungan  agar kasus ini bisa diselesaikan sesuai aturan yang berlaku.

“Hal terpenting bagi kami teman-temannya adalah bagaimana A ini mentalnya kembali membaik,” ujarnya.

Maka setelah kejadian tersebut Angga juga mendampingi A melakukan konsultasi ke Serikat Perempuan (SP) Kinasih di wilayah Godean yang kemudian merujuk agar dilakukan konseling di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Rekyo Dyah Utami (RDU) sejak sebulan lalu.Sehingga kini secara mental A lebih kuat dan kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Sebelumnya juga melapor ke UPTD PPA Kabupaten Bantul. (*)