Digitalisasi Tak Bisa Gantikan SDM, Kemenparekraf Tekankan Kolaborasi Pelaku Pariwisata

Digitalisasi Tak Bisa Gantikan SDM, Kemenparekraf Tekankan Kolaborasi Pelaku Pariwisata

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Sosialisasi Sadar Wisata di desa wisata ke-56, bertempat di Desa Wisata Pereng Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

Sosialisasi telah digelar sejak pertengahan Maret di Lombok Nusa Tenggara Barat dan merupakan bagian dari rangkaian Kampanye Sadar Wisata yang akan berlangsung di 65 desa wisata pada 2022 dan 90 desa wisata pada 2023.

Sumber Daya Manusia (SDM) atau pelaku pariwisata dan warga, adalah salah satu aspek yang sangat vital dalam pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Karena itu, Kemenparekraf/Baparekraf dengan dukungan Bank Dunia melaksanakan Kampanye Sadar Wisata guna meningkatkan kapasitas SDM Pariwisata di tanah air.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pemahaman akan sadar wisata diharapkan dapat membangun pola pikir masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan pariwisata di daerahnya masing-masing.

“Kesadaran ini akan menjadi  bagian dari kekuatan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif,” papar Menparekraf.

Pentingnya andil pelaku pariwisata dan warga juga disampaikan Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh, dalam keterangan tertulisnya kepada koranbernas.id seperti disampaikan pada kegiatan Sosialisasi di Desa Wisata Pereng Klaten, Rabu (6/7/2022).

Frans mengatakan meski saat ini digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan, namun sentuhan dan interaksi dari pelaku pariwisata melalui pelayanan prima tetap signifikan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan.

“Tentu aspek digitalisasi, aspek teknologi tidak akan menggantikan pengalaman terbaik dari sentuhan (aspek SDM). Kita harus meyakini bahwa di bidang pariwisata, kita perlu hi-tech, teknologi tinggi, tapi juga perlu hi-touch. Dengan sentuhan, hospitality, interaksi yang harus menjadi dominan dalam setiap pelayanan, penanganan dan pengelolaan pariwisata kita di desa,” ucap Frans.

Pada sosialisasi ini, Frans Teguh juga menggarisbawahi, upaya kolaboratif sangat diperlukan dalam pengembangan pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.

“Dengan peran serta seluruh stakeholder, partisipasi setiap pihak yang ada di desa-desa wisata kita, maka kita akan bersama-sama mewujudkan upaya yang lebih adaptif, lebih inovatif dan menjunjung tinggi kerja sama atau kolaborasi,” ujarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, pada pembukaan Sosialisasi Sadar Wisata ini, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Florida Pardosi, juga menyatakan kerja sama lintas sektoral, aparat setempat, serta seluruh warga desa wisata menjadi kunci keberhasilan pengembangan pariwisata di tiap desa wisata, termasuk partisipasi masyarakat yang tidak berhubungan langsung dengan industri pariwisata.

“Bukan hanya masyarakat yang berhubungan langsung, yang tidak langsung juga menjadi kunci pengembangan pariwisata di desa wisata,“ tegasnya.

Adapun warga yang berhubungan langsung dengan sektor pariwisata tersebut seperti pengelola pariwisata, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), UMKM, koperasi, serta pemandu wisata.

Florida mengapresiasi partisipasi generasi muda, yang akan menjadi kader penerus pengembangan desa wisata secara berkelanjutan.

“Diharapkan para peserta memiliki keseriusan, dedikasi tinggi untuk memanfaatkan forum ini sebagai ajang pembelajaran dan peningkatan kapasitas kita, karena kita punya keinginan kuat untuk membangun desa masing-masing,” kata dia.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga, dan Pariwisata, Kabupaten Klaten, Sri Nugroho, berharap Sosialisasi Sadar Wisata dapat mendukung pengembangan SDM pariwisata di desa.

“Tentu pengembangan pelaku wisata dan usaha lainnya di Desa Pereng. Apa yang didapat peserta dari narasumber agar bisa disampaikan ke pelaku parisiwata dan usaha yang lainnya. Jadi ada hasilnya di desa wisata masing-masing. Bersama-sama sehingga desa-desa wisata di sekitar Prambanan ini bisa lebih bangkit lagi untuk kesejahteraan masyarakat sekitar,” paparnya.

Salah seorang peserta sosialisasi yang merupakan penerus dari UMKM kerajinan jam tangan kayu KOWAL, David (24) turut menyampaikan harapannya agar Sosialisasi Sadar Wisata ini dapat mendukung kesiapan warga dalam menerima kunjungan wisatawan.

“Jika warga makin sadar wisata dan kunjungan wisatawan meningkat, maka diharapkan akan membantu usaha kerajinan juga, akan makin banyak pembelinya,” harapnya.

Rangkaian program Kampanye Sadar Wisata, dimulai dari sosialisasi, pelatihan, pendampingan hingga apresiasi. 65 desa wisata yang menjadi sasaran kegiatan untuk tahun 2022 dan 90 desa wisata pada tahun 2023 berada di 4 wilayah Destinasi Super Prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur-Yogya-Prambanan, Mandalika, dan Labuan Bajo, serta 2 Destinasi Pariwisata Prioritas Bromo-Tengger-Semeru dan Wakatobi.

Selain untuk melahirkan local champion dari masing-masing desa wisata, diharapkan program Kampanye Sadar Wisata juga diharapkan dapat mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang unggul, sehingga dapat memperluas terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan warga, serta mendorong bergulirnya pemulihan ekonomi nasional. (*)