Di RS PKU Sleman, Vaksinasi Japanese Encephalitis 100-an Orang Perhari
imuniasi dikebut untuk mengurangi risiko menjangkitnya penyakir japanese encephalitis di DIY
KORANBERNAS.ID, SLEMAN—Mendukung program pemerintah, RS PKU Muhammadiyah Sleman bekerja sama dengan Puskesmas Sleman melaksanakan vaksinasi Japanese Encephalitis (JE). Pelaksanaan dilakukan hingga Oktober 2024, dengan jumlah peserta mencapai 100-an orang perhari.
Vaksinasi Japanese Encephalitis (JE) di RS PKU Muhammadiyah Sleman sendiri, dilaksanakan setiap Rabu dan Kamis. Vaksinasi ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari risiko penyakit Japanese Encephalitis, yang dapat menimbulkan komplikasi serius pada sistem saraf. Vaksinasi JE ini sangat penting terutama bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di daerah endemis.
“Kegiatan terbuka untuk seluruh warga Sleman, dengan prioritas diberikan kepada anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Jadwal vaksinasi adalah dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB setiap Rabu dan Kamis,” kata dr. Vika Nur Fitri, penanggung jawab vaksin di RS PKU Muhammadiyah Sleman, Rabu (18/9/2024).
Pihak rumah sakit mengimbau, masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini demi kesehatan dan keselamatan bersama. Informasi lengkap tentang pelaksanaan vaksinasi JE, bisa didapatkan di RS PKU Muhammadiyah Sleman atau Puskesmas Sleman.
“Sejauh ini pelaksanaan vaksin JE berjalan dengan lancar. Hanya memang masyarakat perlu bersabar untuk sedikit antre. Seperti vaksinasi pada umumnya, peserta musti kita screening dulu. Seperti hari ini, ada 4 peserta yang terpaksa kita tunda pelaksanaannya karena berbagai sebab,” kata Vika.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan imunisasi Japanese Encephalitis (JE) di DIY telah dimulai sejak 3 September dan akan berlangsung hingga 31 Oktober 2024. Imunisasi ini menyasar anak-anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun
Wakil Ketua 1 Tim Penggerak PKK DIY, GKBRAA Paku Alam mengatakan, introduksi imunisasi Japanese Encephalitis di DIY dapat dimaknai sebagai anugerah bagi masyarakat DIY. Sebab baru tiga provinsi yang mendapatkan imunisasi JE, sehingga memungkinkan anak anak menjadi lebih kebal terhadap penyakit ini. Kepercayaan pemerintah pusat kepada DIY tidak bisa lepas dari pencapaian kinerja program imunisasi yang merupakan kinerja dari seluruh unsur yang ada di masyarakat termasuk di dalamnya adalah Kader PKK.
Gusti Putri mengajak seluruh Kader PKK dan masyarakat luas untuk selalu berperan aktif dalam mendukung program kesehatan, khususnya imunisasi.
Gusti Putri yakin bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan keluarga, cakupan imunisasi yang optimal dan pencegahan terjadinya penyebaran penyakit tersebut di wilayah DIY dapat tercapai.
Seorang anak sedang menjalani vaksinasi JE. (jogjaprov.go.id)
Penderita Anak
Data surveilans Acute Encephalitis Syndrome per Januari 2024 menunjukkan, terdapat 143 kasus positif JE terbanyak di provinsi Bali, yaitu 77 kasus. Adapun DIY menempati urutan ke-3 terbanyak (13 kasus) setelah Provinsi Kalimantan Barat (28 kasus). Dan disusul Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie menjelaskan, imunisasi JE adalah merupakan suatu langkah konkret dan upaya pemerintah untuk melindungi generasi penerus bangsa. Japanese Encephalitis merupakan penyakit inveksi virus melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan otak yang serius, terutama pada anak-anak.
Sebanyak 85% kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia ≤ 15 tahun. Pembayun menegaskan, penyakit JE bisa berakibat fatal atau menyebabkan cacat permanen. Dan bila sembuh masih meninggalkan gejala sisa yang cukup banyak. “Oleh karena itu, langkah pencegahan melalui imunisasi menjadi sangat penting untuk melindungi generasi muda dari ancaman yang berbahaya sebagai langkah preventif. Tujuan dilakukan imunisasi JE adalah untuk mencegah penyebaran penyakit JE, melindungi generasi muda dari ancaman kecacatan permanen atau bahkan kematian, dan meningkatkan kesadaran masyarakat,” katanya.
Pembayun menambahkan, per-Oktober mendatang imunisasi JE akan dimasukan kedalam program imunisasi rutin. Mulai diberikan kepada bayi berusia 10 bulan. Dengan jumlah sasaran sebanyak 723.219 anak untuk seluruh DIY dengan cakupan minimal 95%. (*)