Buku Antologi Puisi Panen Beno Siang Pamungkas Diluncurkan

Buku Antologi Puisi Panen Beno Siang Pamungkas Diluncurkan

KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- Kota Lama Semarang saat malam hari ramai dengan pembacaan puisi dan peragaan busana ala-ala Halloween bernuansa hitam-hitam. Tidak semakin mencekam namun justru meriah dan suasana hangat dengan lantunan puisi-puisi nan indah.

Ini menjadi penantian penyair Beno Siang Pamungkas  yang lebih dari tiga dekade mewujudkan kumpulan karya seni sastranya dan terwujud dalam peluncuran buku antologi puisi bertajuk Panen yang menggambarkan sepenggalan kisah sosial dan perjalanan hidup dari sang penulis.

Penyair sekaligus pewarta senior ini tidak main-main dengan karya buku kumpulan puisi yang ditulisnya dan diluncurkan di De Warisan Art and Curio, Jalan Suari 8 Kota Lama Semarang, Jumat (17/3/2023) malam.

“Buku kumpulan puisi tersebut, adalah karya buku ketiga dan sekaligus sebagai hadiah untuk cucu pertama,” ujarnya di tengah acara.

Menurut Beno, butuh waktu cukup panjang, sekitar 30 tahun, untuk menulis buku Panen kumpulan puisi tersebut. “Namanya juga menulis sepenggalan kisah sosial dan hidup, ya mengikuti waktu yang tepat saja untuk meluncurkan karya tersebut, santai dan tidak ada rasa ambisi," tambahnya.

Karya tersebut, merupakan antologi tunggal ketiga, berisikan 73 puisi ini adalah kumpulan puisi-puisinya yang ditulis selama ini. Paling lama ditulis tahun 1992 dan paling baru 15 Januari 2023.

Buku kumpulan puisi Panen ini, merupakan buku puisi tunggal ketiga. Buku pertama, Sajak Sampah Gerinda Baja yang diterbitkan pada tahun 1993. Buku puisi kedua, Ensiklopedi Kesedihan terbit 2008.

“Sedangkan buku puisi Panen terbit 2023. Ini seperti siklus 15 tahunan. Selama 30 tahun, saya hanya menerbitkan tiga buku puisi, yang setiap buku terbit berjarak 15 tahun dari buku sebelumnya," jelasnya.

Peluncuran buku Panen yang di helat oleh FWPJT (Forum Wartawan Provinsi & DPRD Jateng) ini, juga diisi penampilan penyair dadakan yakni, Kapolrestabes Semarang, Pasi Intel Kodim 0733 BS Semarang (mewakili Dandim).

Penampilan mereka tak kalah dengan para penampil asli penyair di antaranya Sosiawan Leak, Timur Sinar Suprabana bersama Tridhatu dan lainnya.

Untuk diketahui, Beno Siang Pamungkas adalah salah satu eksponen Revitalisasi Sastra Pedalaman (RSP), sebuah gerakan sastra pada era 1990-an yang digerakkan oleh beberapa sastrawan yang saat ini menjadi tokoh sastra Indonesia.

"Matur nuwun untuk FWPJT serta semua pihak yang mendukung acara ini. Semoga, buku tersebut tidak terlalu mengecewakan dan mampu menjadi inspirasi sosial dan semua orang,” kata Beno Siang Pamungkas. (*)