BPR BKK Kebumen Menyerahkan Deviden Rp 4,13 Miliar

Berdasarkan hasil penilaian OJK, PT BPR BKK Kebumen kinerja tahun 2024 dinyatakan sehat.

BPR BKK Kebumen Menyerahkan Deviden Rp 4,13 Miliar
Wakil Bupati Kebumen H Zaeni Miftah bersama Direksi dan pengawas BPR BKK Kebumen. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Badan Usaha Milik Daerah PT BPR BKK Kebumen telah menyerahkan deviden sebesar Rp 4,13 miliar kepada pemilik saham mayoritas yaitu Pemkab Kebumen dan Pemprov Jateng.

Direktur PT BPR BKK Kebumen, Sutrisno,saat halal bi halal direksi dan karyawan bersama Bupati Kebumen Lilis Nuryani dan Wakil Bupati Kebumen Zaeni Miftah Sabtu (12 /4/2025), menyatakan deviden yang telah disetorkan sebanyak Rp 4.193.800.344.

"Diserahkan kepada Pemkab Kebumen Rp 2.213.907.202 dan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 1.979.893.142. Deviden merupakan hasil pendapatan perusahaan tahun 2024 yang disetorkan tahun 2025," ungkapnya.

Pemkab Kebumen memiliki saham terbesar yakni 52 persen dan deviden sudah disetor ke kas daerah. Menurut dia, PT BPR BKK Kebumen saat ini mengelola aset sebesar Rp 501 miliar, dengan jumlah kredit per 31 Maret 2025 yang disalurkan sebesar Rp 394.788.000.

Tiga besar

"Di Jawa Tengah, alhamdulillah BPR BKK Kebumen prestasi kita masuk tiga besar," kata Sutrisno.

Akhir bulan ini BPR BKK Kebumen bakal meraih penghargaan TOP BUMD Bintang 5 Nasional. Penghargaan akan diberikan di Jakarta bersama Pemkab Kebumen.

"Kita bersyukur berdasarkan hasil penilaian OJK, PT BPR BKK Kebumen kinerja tahun 2024 dinyatakan sehat," ujar Sutrisno.

Wakil Bupati Zaeni Miftah memberikan apresiasi kinerja baik dari BPR BKK Kebumen. Meskipun masih ada beberapa catatan atau pembenahan dalam penyaluran kredit namun secara umum cukup bagus.

Kualitas kerja

"Prestasi yang telah diraih tidak boleh membuat cepat berpuas diri, sebab perlu terus dilakukan peningkatan profesionalitas dan kualitas kerja, guna mempertahankan bahkan meningkatkan capaian yang sudah didapat,” ujarnya.

Zaeni mengingatkan perlunya inovasi pengembangan bisnis usaha. Mengingat persaingan dalam dunia perbankan semakin tinggi. Pada era digitalisasi, inovasi dianggap sebagai kunci utama kemajuan sebuah usaha. “Jadi jangan terlena dan bersantai-santai, inovasi perlu kita ciptakan,” pesan Zaeni.

Dia meminta jajaran BPR BKK Kebumen agar menguasai teknologi informasi yang mutakhir untuk menjaga kerahasiaan data nasabah agar tidak bocor. Jika bocor, bisa disalahgunakan.

"Penyalahgunaan data nasabah dapat berdampak negatif, seperti kerugian finansial, hilangnya kepercayaan publik, hingga kerusakan reputasi bagi nasabah maupun bank," kata Zaeni. (*)