Belajar Aksara Jawa, Mahasiswa dari Berbagai Provinsi Menelusuri Situs Pleret
Acara ini diselenggarakan Forum Pembauran Kebangsaan dengan Bakesbangpol Kabupaten Bantul.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Para mahasiswa dari berbagai provinsi mengikuti kegiatan Penguatan Pembauran Kebangsaan yang dilaksanakan Selasa (25/6/2024) dan Rabu (26/6/2024). Acara ini diselenggarakan oleh Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bantul.
Pada hari kedua, peserta menelusuri Museum Pleret, belajar aksara Jawa dan mengunjungi situs Masjid Kauman Pleret. Susanto selaku juru pelihara Situs Sumur Gumuling Museum Pleret menyampaikan Museum Sejarah Purbakala ini mulai dibuka 10 Maret 2014.
Museum didirikan di atas bekas kompleks Keraton Mataram Islam masa kekuasaan Raja Amangkurat I. Museum Sejarah Purbakala Pleret tidak hanya memiliki koleksi dari masa Mataram Islam, namun juga memiliki koleksi yang berasal dari berbagai zaman yang ditemukan di Kabupaten Bantul.
Di dalam Cagar Budaya Kedaton-Pleret terdapat peninggalan situs. Antara lain fondasi bangunan keraton, saluran air, Benteng Cepuri Keliling Keraton sampai Sumur Gumiling yang berada di halaman museum.
Sumur Gumuling merupakan salah satu sumber mata air di dalam Keraton Pleret yang pada masanya digunakan untuk jamasan pusaka keraton.
Peserta kegiatan Penguatan Pembauran Kebangsaan mendengarkan penjelasan. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
“Di area museum ada situs cagar budaya Ratu Malang Gunungkelir. Berada di timur laut Museum Sejarah Purbakala Pleret. Tepatnya berada di Dusun Gunung Kelir Desa Pleret. Situs ini berada di puncak bukit dengan ketinggian 100 Mdpl. Situs ini merupakan Kompleks Makam Ratu Malang, istri Amangkurat I yang memerintah Mataram Islam sepeninggalan Sultan Agung,” terangnya.
Situs Kauman Pleret atau Situs Pleret terletak di Kalurahan Pleret Kapanewon Pleret Kabupaten Bantul, tidak jauh dari lokasi Pasar Pleret. Situs ini dahulu merupakan Masjid Agung Keraton Pleret pada masa pemerintahan Susuhunan Amangkurat I tahun 1646-1677.
Di situs ini ditemukan sisa struktur bangunan bagian mihrab, beberapa bagian dari pagar beteng, umpak serta beberapa struktur yang terdapat di bagian bawah bangunan masjid.
Untuk menggali informasi lebih lanjut dari situs tersebut telah dilakukan beberapa kali ekskavasi arkeologi oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY. Ekskavasi terakhir dilakukan tahun 2017 dan ditemukan peninggalan struktur bangunan maupun pagar dan umpak.
Saluran air
“Pada tahun 2016 telah dilakukan pengatapan sebagian situs pada sisi timur, utara dan barat. Pada tahun 2017 pekerjaan penataan Situs Pleret yang dilakukan adalah melanjutkan pengatapan pada sisi selatan dan tenggara, pembuatan saluran air di sisi depan, pemasangan pagar besi mengelilingi situs, pembuatan kantor pengelola, pembuatan tempat parkir di depan atau sisi timur situs dan pembuatan pedestrian di dalam situs,” katanya.
Ai Euis Mudrikah, Mahasiswi Magister UIN Yogyakarta selaku perwakilan mahasiswa asal Jawa Barat sangat berkesan dengan kegiatan Forum Pembauran Kebangsaan yang diselenggarakan Bakesbangpol Kabupaten Bantul.
“Melalui kegiatan ini kita bisa belajar sejarah dan adat budaya yang ada di Yogyakarta. Kita dapat menambah pengetahuan dan menambah saudara lintas pulau yang dapat mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” katanya. (*)