Trauma Mendalam, Korban Perundungan di Purworejo Disiksa Enam Jam

Trauma Mendalam, Korban Perundungan di Purworejo Disiksa Enam Jam
Korban perundungan didampingi bapaknya dengan para anggota DPRD Purworejo. (w asmani/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Korban bullying DIS (14) menuturkan kisah tragisnya dianiaya oleh teman sekolah selama sekitar 6 jam. Korban memiliki karakter pendiam dan lugu. Penganiayaan tersebut, berimbas trauma. Korban merasa ketakutan saat bertemu dengan pelaku.

Kronologi kejadian, DIS mengaku dijemput komplotan pelaku pada Jumat (7/6/2024) pukul 10.30 wib, dari rumahnya menuju ke wahana wisata SAC yang berada di Kecamatan Butuh. Sesampainya di SAC sekitar pukul 11.00, dia dianiaya hingga pukul 17.00 wib.

“Pada Jumat (7/6/2024) pukul 10.30 saya dijemput diajak ke wahana wisata yang tidak jauh dari rumahnya. Sesampainya di tujuan sekitar pukul 11.00 wib, saya turun dari motor menuju rombongan. Pelaku langsung menampar kedua pipi saya, saya ditendang, dipukul dan dicakar hingga pukul sekitar 17.00 wib. Saya tidak bisa apa-apa, hanya pasrah, mau lari juga tidak bisa karena dihalangi, hanya bisa menangis,” ungkap DIS, di rumahnya, Rabu (26/6/2025) saat dikunjungi wakil rakyat Kabupaten Purworejo.

DIS kepada anggota DPRD dan wartawan menunjukkan bekas luka cakaran di dada yang telah kering dan mengelupas serta bekas luka di lutut. Selain dada dan lutut, anggota tubuh lainnya juga mengalami luka hanya tidak bisa ditunjukan.

Aksi kebrutalan pelaku dalam perundungan mengakibatkan luka-luka dalam trauma psikis. Pelaku berjumlah 6 orang, 4 orang teman korban satu sekolah, 1 orang sekolah lain dan seorang lagi tidak sekolah. Di antara para pelaku merupakan anak pank.

Korban mengaku paska perundungan, dia bertemu dengan para pelaku di sekolah. Pelaku tidak menyapa korban apalagi minta maaf. Karena itu, korban masih merasa ketakutan saat bertemu dengan para pelaku yang merupakan teman satu sekolahnya.

“Saya masih takut apabila ketemu mereka,” ujarnya.

DIS menuturkan selama disandera di wahana wisata tidak dijamu apapun. Dia menuturkan pelaku membawa minuman keras jenis ciu.
“Selama disandera saya tidak dikasih apa -apa, pelaku ada yang membawa minuman keras jenis ciu,” ujarnya di depan anggota DPRD Purworejo.

Kronologi

Kejadian ini berawal, saat korban dijemput di rumahnya dan dianiaya di tempat wahana wisata SAC yang berada di jalan raya Kutoarjo Kebumen, tepatnya berada di Kecamatan Butuh, Jumat (7/6/2024).

Kekerasan ini terjadi, lantaran sebab korban dituduh telah melaporkan pelaku utama AA (13) teman satu kelas korban.
“Saya dituduh melaporkan AA ke guru kalau dia ikut rombongan pank naik truk. Ada foto AA di truk, saya dituduh menyampaikan itu ke guru. Sehingga AA dipanggil guru BK (bimbingan konseling), padahal saya tidak melakukan,” jelas DIS dengan suara lirih.

Korban juga menuturkan kalau handphone (HP) miliknya disita oleh pelaku dan sampai saat ini belum dikembalikan.

Kepala desa setempat menuturkan, pihaknya mewakili keluarga korban berusaha memberikan pemeriksaan kesehatan.

“Saya mengantarkan korban untuk melakukan pemeriksaan baik fisik maupun psikisnya ke RSUD Tjitrowardoyo sebanyak 2 kali. Untuk kesehatan fisik sudah membaik luka ditubuh termasuk luka cakaran di dada sudah sembuh. Sedangkan untuk terapi psikiater, menurut dokter jiwa Ika, korban masih membutuhkan waktu 3 bulan ke depan,” jelas kades.

Kepala Sekolah salah satu SMP di Butuh berinisial NIN membenarkan bahwa korban bullying dan para pelaku merupakan anak didiknya.
“Saya memanggil pelaku utama perundungan karena beberapa hari bolos sekolah. Namun pelaku utama menuduh korban yang melaporkan ke guru,” jelas NIN disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat dengan komisi 4 DPRD Purworejo, Jumat (21/6/2024). (*)