Asprindo DIY Siap Pulihkan Ekonomi Pasca-pandemi

Asprindo DIY Siap Pulihkan Ekonomi Pasca-pandemi

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Momentum pemulihan pandemi Covid-19 tentu tidak lepas dari beragam industri yang mendukung perputaran ekonomi di daerah maupun nasional. Salah satu yang menjadi tulang punggung yaitu industri ritel yang selama pandemi terus berupaya untuk bertahan dan menciptakan inovasi untuk konsumennya.

"Pada setahun lalu, dampak pandemi memang sangat besar bagi industri ritel karena Jogja sebagai Kota Pariwisata kan market-nya turis. Sektor pariwisata yang turun membuat ritel juga turun," ungkap Aditya Suryadinata, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Asprindo) DIY, usai pelantikan pengurus baru di Yogyakarta, Jumat (7/1/2022) di Artotel Suite Bianti, Yogyakarta.

Padahal, lanjut Aditya, pelaku usaha ritel sangat tergantung mobilitas. Ketika mobilitas dibatasi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka usaha di sektor ini pun sangat terdampak.

"Kita berharap varian omicron tidak menyebar seperti delta sehingga tidak terlalu berdampak pada ekonomi kita lagi," ujarnya.

Organisasi yang beranggotakan lebih dari 150 perusahaan ritel lokal maupun jaringan nasional berusaha beradaptasi dengan agar tetap bisa memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya.

Dengan mengusung tema Saatnya Ritel Tangguh UMKM Maju Indonesia Bangkit, Asprindo Indonesia terus memotivasi banyak pengusaha ritel baik tingkat daerah maupun nasional untuk terus berinvestasi dan meningkatkan kualitas layanan. Lebih dari 45.000 gerai yang telah menjadi bagian dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia terus bergerak untuk pemulihan ekonomi nasional.

Sementara Ketua Umum DPP Asprindo, Roy Mandey, mengungkapkan stimulus dari pemerintah bagi pelaku usaha ritel perlu diberikan. Stimulus ini penting untuk menjaga keberlangsungan usaha retail di Indonesia.

"Stimulus perlu diberikan secara berkelanjutan bagi pelaku usaha retail karena tanpa stimulus maka retail banyak berguguran dan tutup," ujarnya.

Bila bisnis retail tutup, maka dampak lain muncul. Selain pemenuhan kebutuhan masyarakat menjadi terganggu, akan banyak tenaga kerja di bidang retail yang dirumahkan atau diberhentikan.

Dewan Pembina Asprindo DIY, GKR Bendara, menyampaikan harapan agar kepemimpinan milenial di organisasi ini dapat membawa kesegaran yang kreatif. Dia menyebut, perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi harus menjadi perhatian inovasi dari para pengusaha ritel.

“Harapan kami dengan ketua yang milenial maka organisasi bisa semakin berkembang. Dari situasi saat ini, pemikiran kreatif dibutuhkan bisa mengantarkan rekan-rekan retail lebih baik dan berkembang lagi. Masyarakat saat ini berubah karena pandemi, ini tentu dampaknya dahsyat bagi pengusaha ritel yang harus menjadi semangat berkembang dan berinovasi,” tandasnya. (*)