Angkat Tema Gandeng-Gendong, Pasar Kangen 2023 Segera Digelar
Serangan itu begitu kuat sampai pada ruas-ruas dan cita rasa lidah kita.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA - Pasar Kangen, acara tahunan yang menampilkan beraneka ragam jajanan khas yang unik dan langka yang pernah ada di Yogyakarta akan kembali digelar pada 27 Juli hingga 5 Agustus 2023 di Taman Budaya Yogyakarta.
"Tema Pasar Kangen 2023 kali ini adalah Gandeng - Gendong, merupakan sebuah kerja sama antar beberapa pihak dan sesama, pihak pemerintah dan masyarakat, masyarakat dan pengusaha/swasta seperti bank untuk saling membantu dalam pengembangan usaha," kata Ong Hari Wahyu, seniman sekaligus pencetus Pasar Kangen sejak 16 tahun silam saat konferensi pers, Rabu (26/7/2023), di Lobby Societet Militair Yogyakarta.
"Melihat perkembangan teknologi sekarang ini maka dunia usaha semakin besar tantangannya maka konsep Gandeng-Gendong menjadi penting untuk saling memberi pengetahuan-pengetahuan baru, baik bidang teknologi maupun sitem manajemennya," tambahnya.
Tidak hanya jajanan tradisi yang langka dan unik, setiap perhelatannya Pasar Kangen juga melekat dengan lapak penjaja barang-barang lawasan serta mainan tempo doeloe dan aneka kerajinan.
BERITA LAINNYA: Serius Menurunkan Angka Stunting, Pemkab Sleman Melakukan Review Regulasi Daerah
Mengapa itu harus ditampilkan dan disajikan? Menurut Ong, melihat perkembangan zaman yang serba cepat banyak budaya-budaya dari luar yang masuk dan mulai menggeser kebudayaan.
“Atau bahkan menghilangkan kebudayaan yang pernah kita miliki. Serangan itu begitu kuat sampai pada ruas-ruas dan cita rasa lidah kita dalam hal kuliner sehingga mempengaruhi selera," kata dia.
Sekarang banyak bermunculan makanan-makanan, jajanan dari luar dijajakan dan dikonsumsi masyarakat. Dalam hal ini masyarakat harus mewaspadai fenomena tersebut, karena kuliner adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan berbangsa.
"Kuliner adalah kebudayaan, hasil olah pikir masyarakat dan kreativitas sebuah bangsa, maka pangan harus tetap dipertahankan," tegasnya.
BERITA LAINNYA: TPST Piyungan Tutup Sementara, Penanganan Sampah Agar Dibuat Zonasi
Selain itu, lanjut Ong Hari Wahyu, Pasar Kangen adalah salah satu media untuk saling memberi, ajang kreativitas dan mengangkat ekonomi masyarakat, berbasis nilai-nilai lokal dan bahan-bahan pangan lokal.
Pasar Kangen bukan berarti berhenti dalam hal kelawasannya saja namun juga mempunyai niatan untuk bisa bersanding dan menghadapi perkembangan zaman ke depan tanpa menghilangkan jati diri budaya bangsa.
Dia mengkaui, tidak bisa dipungkiri, dari tahun ke tahun, minat para peserta serta antusiasme masyarakat semakin meningkat, terlihat dari omzet per tahunnya selalu meningkat dan daya beli masyarakat juga semakin meningkat.
“Ketika daya beli masyarakat meningkat maka kita adalah mencintai produk kita sendiri, dan kuliner atau makanan khas nusantara terus ada keberlanjutannya. Pada intinya Pasar Kangen adalah merupakan ajang Ketahanan Pangan Nusantara," tambahnya.
BERITA LAINNYA: WeTV Original Mozachiko Eps 9, Chiko Tahu Identitas Moza
Kepala Seksi Penyajian dan Pengembangan Seni Budaya, Padmono Anggoro Prasetyo, menambahkan tahun ini ada 1.800 pendaftar, namun yang lolos kurasi hanya 170 peserta yang terdiri 85 peserta kuliner, 85 peserta penjual barang-barang lawasan, kerajinan dan komunitas seni yang akan menampilkan aktivitas workshop keseniannya.
"Peserta telah dipilih melalui kurasi berdasarkan atas kriteria Pasar Kangen, adalah jenis kuliner berbasis lokal, dan juga kreativitas pengolahan pangan berbasis bahan lokal," jelasnya.
Selain mempertahankan higienitas ada keharusan yang wajib dipatuhi peserta, antara lain tidak diperkenankan menggunakan bahan styrofoam dan meminimalisir penggunaan plastik. Dengan dukungan Dana Keistimewaan melalui Taman Budaya Yogyakarta, peserta tidak dipungut biaya penyewaan stan. (*)