Anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad Tak Ingin Kayu Kulonprogo Dijual Mentah

Anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad Tak Ingin Kayu Kulonprogo Dijual Mentah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Wilayah Kulonprogo menyimpan potensi hasil hutan rakyat. Salah satunya kayu. Bahkan pada sejumlah kapanewon (kecamatan) di kabupaten ini tumbuh kayu sonokeling yang mahal harganya. Sayang, produk kayu banyak yang dikirim ke luar daerah, antara lain ke Jepara.

Merespons realita itu, Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD DIY dari daerah pemilihan (dapil) Kulonprogo, Lilik Syaiful Ahmad, tidak ingin produk kayu dijual mentah begitu saja.

Alangkah baiknya kayu-kayu tersebut diolah terlebih dahulu, minimal menjadi barang setengah jadi. “Syukur-syukur menjadi produk jadi,” ungkapnya, Rabu (9/6/2021).

Caranya, masyarakat perlu dibekali kemampuan dan teknik mengolahnya. Anggota dewan yang memiliki basik pengusaha ini pun mengapresiasi langkah-langkah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY yang menyelenggarakan Pelatihan IKM Kayu Angkatan 5.

Pelatihan kali ini berlangsung di basecamp Kelompok Mebel Anugrah,  Selo Timur Hargorejo Kokap Kulonprogo, 9-15 Juni 2021. Peserta sejumlah 20 orang. “Harapannya nanti banyak perajin dan tukang mampu mengolah barang mentah menjadi produk jadi,” ungkap Lilik.

Apalagi lokasi pelatihan sangat dekat Yogyakarta International Airport (YIA), kurang lebih lima kilometer jaraknya. Di desa itu pula banyak perajin genteng dan batu bata.

Jika warga memiliki kemampuan membuat suvenir dan sebagainya maka berdampak positif terhadap sektor perrekonomian wilayah setempat.

Lilik bersyukur peserta pelatihan dibimbing langsung akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Dr Rahmawan D Prasetya SSn MSi. Harapannya kegiatan seperti ini terlaksana secara berkelanjutan. Untuk membangun kemandirian masyarakat, diperlukan langkah-langkah nyata, bertahap dan strategis.

“Ke depan, kami juga berharap ada kegiatan pendukung lainnya yang bertujuan mengeksplorasi potensi-potensi yang dimiliki daerah tersebut,” kata anggota Komisi C yang pernah  memimpin HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) DIY itu.

Hadir pula pada acara pembukaan pelatihan Sri Nurdewi Aryani SIP MM dari Disperindag DIY, Kiai Ali Fauzi selaku pembina kelompok serta ketua sekaligus peserta pelatihan, Salam.

Ali Fauzi menambahkan anggotanya perlu memperoleh pelatihan supaya mampu meningkatkan kualitas produk. Sedangkan Sri Nurdewi Aryani menyatakan dukungan peralatan serta bimbingan pakar dari perguruan tinggi diharapkan mampu meningkatkan kualitas maupun tampilan produk yang dihasilkan para perajin. (*)