Sejumlah Warga Sleman Mendadak Jadi Miliarder, Ini Pesan Bupati

Sejumlah Warga Sleman Mendadak Jadi Miliarder, Ini Pesan Bupati

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Usai menerima ganti untung lahan terdampak proyek tol Solo-Jogja dan tol Jogja-Bawen, sejumlah warga di Kabupaten Sleman mendadak menjadi miliarder.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berpesan, setiap warga yang memperoleh ganti untung agar bijak membelanjakan uangnya.

Diketahui sejauh ini, sejumlah warga desa di kabupaten itu sudah menerima ganti kerugian pengadaan tanah jalan tol Jogja-Bawen salah satunya warga Padukuhan Sanggarahan dan Pundong Kalurahan Tirtoadi. Mayoritas 96 persen warga di padukuhan tersebut mendapatkan uang ganti untung.

Pembayaran ganti untung di Padukuhan Sanggrahan dan Pundong sudah dilakukan sejak 19 Agustus 2021. Jumlah bidang di Tirtoadi yang terdampak pembangunan tol Jogja-Bawen mencapai 260 bidang.

Dari data lapangan, terdapat warga yang menerima ganti untung mencapai Rp 12,5 milliar. Dengan banyaknya uang yang diterima, Kustini mengimbau mereka bijak menggunakan uangnya. Artinya, harus disesuaikan kebutuhan masing-masing.

“Tentu akan ada warga yang memiliki uang banyak. Kami berpesan gunakan itu  sebaik-sebaiknya. Jangan boros,” kata Kustini, Rabu (1/9/2021).

Menurut dia, pioritas pertama penerima ganti untung adalah mencari hunian baru. Setelah mendapatkan lokasi pengganti, warga baru bisa memikirkan kebutuhan yang lain.

Kustini mencontohkan, setelah kebutuhan pokok terpenuhi, warga bisa membuka usaha baru sehingga lebih produktif untuk menjamin kelangsungan hidup di masa depan.

“Kalau ada uang yang sisa, bisa membuka usaha baru. Entah membuat UMKM, warung makan atau toko. Harapan saya uang ganti untung digunakan untuk hal-hal yang produktif daripada konsumtif,” terang Kustini.

Ditambahkan Kustini, dirinya sudah mendapatkan laporan ada beberapa warga yang sudah membelanjakan uang ganti untung untuk membeli mobil atau kebutuhan konsumtif lain. Namun Kustini mengingatkan agar kebutuhan primer tetap menjadi pioritas utama.

"Tidak apa-apa beli mobil, motor atau kebutuhan sekunder lainnya. Asal kebutuhan primer seperti tempat tinggal, usaha itu sudah terpenuhi,” tambah Kustini. (*)