Anggota DPR RI Sukamto Meminta Badan POM Intensifkan Edukasi dan Pengawasan di Kota Yogyakarta

Dan kekayaan yang tertinggi adalah dikaruniai kesehatan.

Anggota DPR RI Sukamto Meminta Badan POM Intensifkan Edukasi dan Pengawasan di Kota Yogyakarta
Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto memberikan pengarahan pada kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat, Jumat (12/1/2024), di nDalem Notoyudan Kota Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, meminta Badan POM dalam hal ini Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta mengintensifkan pengawasan serta edukasi kepada masyarakat.

Pertimbangannya, masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan relatif berbeda saat menyikapi urusan pangan. Di desa, masyarakat bisa menanam atau memproduksi sendiri sedangkan warga yang tinggal perkotaan sulit dilakukan.

“Di kota apa-apa serba dibeli karena tidak ada yang memproduksi. Godhong kenikir dan bayem beli. Beras pun beli karena di kota tidak ada sawah. Makan ketimun kecil harus beli,” ujarnya saat memberikan pengarahan sekaligus menjadi narasumber Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat, Jumat (12/1/2024), di nDalem Notoyudan Kota Yogyakarta.

Di hadapan ratusan peserta termasuk perwakilan dari Kemantren Gedongtengen, Danramil, Kapolsek, Puskesmas maupun Lurah Pringgokusuman, anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini akan mengupayakan kegiatan sosialisasi lebih banyak digelar di Kota Yogyakarta.

Kepala BBPOM di Yogyakarta Bagus Heri Purnomo menunjukkan contoh obat berbahaya bagi kesehatan. (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Saya usahakan sosialisasi dan edukasi obat dan makanan akan merata di Kota Yogyakarta. Jangan sampai warga mengkonsumsi makanan yang tidak sehat,” kata Sukamto yang juga duduk di Badan Anggaran DPR RI ini.

Hadir pula dalam kesempatan itu Penasihat Banser Sleman sekaligus Wakil Ketua II DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) DIY, Eko Joko Widiyatno SH CIL serta Kasatkorcab Banser Kota Yogyakarta, Sholihul Hadi SH MKn.

Lebih lanjut, Sukamto yang pada Pemilu 14 Februari 2024 maju lewat Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali, mengingatkan masyarakat agar senantiasa menjaga kesehatan, salah satunya dengan cara berhati-hati saat mengkonsumsi makanan maupun obat-obatan.

“Kita semua ini orang kaya. Jangan merasa kita tidak punya apa-apa. Berapa harga mata atau ginjal? Miliaran rupiah. Dan kekayaan yang tertinggi adalah dikaruniai kesehatan,” kata Sukamto.

ARTIKEL LAINNYA: Kondisi Keuangan BPJS Kesehatan Masih Sehat

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak gegabah saat membeli makanan, apalagi makanan itu sudah sayu atau agak basi, termasuk produk pangan murah harga obral karena masa kedaluwarsa hampir berakhir satu-dua hari hari lagi.

Tak lupa, Sukamto juga berpesan jangan terpesona dengan makanan-makanan berwarna menyala. Karena, produk tersebut menggunakan pewarna kertas atau tekstil. “Tolong, kalau ke pasar jangan beli makanan yang warnanya menyolok. Beli yang natural,” kata Sukamto.

Selain itu, lanjut dia, perlu juga ketelitian saat membeli sayuran. Pilih sayuran yang kondisinya biasa-biasa sebab sayuran yang terlampau bagus (daunnya utuh tanpa berlubang) biasanya penanamannya menggunakan pestisida.

“Kalau sehari tidak disemprot daunnya berlubang dimakan ulat. Itu racun kelas tinggi. Belalang saja terbang,” ungkapnya.

ARTIKEL LAINNYA: Tiga Jalan Desa Diperbaiki dengan APBN Senilai Rp 100 Miliar

Pada bagian lain terkait pesta demokrasi lima tahunan Pemilu 2024, Sukamto wanti-wanti jangan hanya gara-gara berbeda pilihan capres terjadi cekcok di masyarakat.

Narasumber lainnya, Kepala BBPOM di Yogyakarta, Bagus Heri Purnomo, menyampaikan materinya seputar pentingnya kewaspadaan saat mengkonsumsi makanan, obat, jamu maupun penggunaan produk kosmetika dan suplemen kesehatan.

“Tugas Badan POM selain pengawasan juga melaksanakan pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan hari ini. Diharapkan masyarakat menjadi konsumen yang cerdas serta turut serta mengawasi apabila menemukan produk yang dicurigai tidak sesuai ketentuan,” jelasnya.

Selain produsen atau pelaku usaha serta pemerintah, menurut dia, masyarakat juga menjadi bagian dari pilar sistem pengawasan obat dan makanan. “Pengusaha bertanggung jawab untuk menjamin keamanan makanan yang diproduksi,”  kata Bagus.

Pada acara yang juga diisi pembagian suvenir dan hadiah untuk peserta, Bagus juga menjelaskan seputar penggolongan obat, nomor izin edar serta perlunya kewaspadaan supaya terhindar dari obat ilegal, obat yang dipalsukan dan jamu yang mengandung bahan kimia obat. “Periksa kemasan obat apakah kondisinya masih baik, tidak sobek dan rusak,” saran dia. (*)