Sarana Distribusi Pangan di DIY Masih Tidak Memenuhi Standar
Masih adanya tantangan menjaga kualitas dan keamanan produk pangan yang beredar menjelang lebaran.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Intensifikasi pengawasan post market menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah mendapat sorotan khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari hasil pengawasan, sebanyak 25 persen sarana distribusi di DIY masih belum memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.
Menurut Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta, Bagus Heri Purnomo, dari total 81 sarana distribusi yang diperiksa hanya 61 sarana (75 persen) yang memenuhi ketentuan. Sementara itu, 20 sarana (25 persen) masih menunjukkan ketidaksesuaian dengan standar keamanan pangan yang berlaku.
Temuan pada sarana yang belum memenuhi ketentuan mencakup pangan rusak sebanyak 30 item, pangan kadaluwarsa sebanyak 50 item dan produk tanpa izin edar sebanyak 24 item.
"Hal ini menggambarkan masih adanya tantangan dalam menjaga kualitas dan keamanan produk pangan yang beredar menjelang lebaran," kata dia.
ARTIKEL LAINNYA: Pertama di Indonesia Pemda DIY Melaporkan LKPD Tahun 2023 ke BPK RI
"Kami terus melakukan langkah tegas terhadap sarana distribusi yang tidak memenuhi standar keamanan. Nilai ekonomis temuan mencapai Rp 4.302.325, dan kami tidak akan mengabaikan hal ini demi keselamatan konsumen," tambahnya.
Selain itu, pengawasan juga dilakukan terhadap produk kosmetik. Ditemukan sebanyak 1.090 biji kosmetik tanpa izin edar, yang menjadi perhatian serius bagi BBPOM Yogyakarta.
Menurut dia, pengawasan post market di DIY tidak hanya terbatas pada sarana distribusi fisik namun juga mencakup penjualan produk secara online melalui berbagai platform marketplace dan sosial media. Dari 230 link akun yang diawasi, sejumlah temuan produk obat ilegal dan mengandung bahan berbahaya telah diidentifikasi.
"Kami terus berkomitmen untuk memperketat pengawasan demi melindungi masyarakat dari produk yang tidak aman. 25 persen sarana distribusi yang belum memenuhi standar keamanan masih menjadi perhatian utama kami," kata Bagus. (*)