Pandemi Bukan Alasan Berhenti Melakukan Edukasi Stunting
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Badan Pimpinan Daerah Asosiasi Kelompok UPPKS (BPD AKU) Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen bahwa pandemi bukan menjadi alasan untuk berhenti melakukan edukasi stunting, tapi justru menjadi titik tolak pencegahannya di Kulonprogo.
"Melalui solidaritas dan gotong royong warga serta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), kami yakin bisa menjadi gerakan sosial bersama untuk pencegahan stunting di daerah," terang GKR Bendara, Ketua BPD AKU DIY, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/5/2021).
"Karena hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga masyarakat umum," jelasnya.
Sementara Eko Pranyoto selaku Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan dan Kesra menyampaikan, Kabupaten Kulonprogo menjadi window case internasional untuk penanganan stunting.
"Hal ini sudah terbukti bisa menurunkan prosentase jumlah penderita stunting sejak 2018 sekitar 14,31 persen, kemudian pada 2019 12,57 persen menjadi 11,80 persen di November 2020," lanjutnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Kulonprogo, Dra Hj Sri Wahyu Widati, menyampaikan pihaknya terus bergerak dalam upaya penurunan angka stunting dengan memberikan edukasi dari hulu ke hilir.
"Baik mulai dari pasangan yang siap menikah hingga calon orang tua agar dapat merencanakan tumbuh kembang anak," terangnya.
Diskusi yang dihadiri perwakilan BKKBN DIY, Kepala OPD/Dinas terkait, Kodim serta Polres ini menjadi langkah awal untuk mensinergikan gerakan yang memiliki dampak bagi anak-anak generasi penerus bangsa. (*)