Anggota Dewan Mendukung Program Padat Karya Berlanjut

Anggota Dewan Mendukung Program Padat Karya Berlanjut

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Anggota DPRD Bantul, Teguh Santoso, meninjau pelaksanaan proyek padat karya APBD tahun  2021 pembuatan talud di Dusun Jombor RT 02 Srimulyo Piyungan, Sabtu (11/9/2021).

Pada kunjungan kali ini dia diterima Pengawas Lapangan (PL), Reno Hendrawan. Teguh melihat lebih dekat pelaksaaan proyek yang digarap oleh kelompok masyarakat (pokmas) setempat. Selain itu, juga berdialog dan menyapa pekerja.

“Saya melihat proyek padat karya ini besar sekali manfaatnya. Saya mendukung program ini tetap berlanjut tahun-tahun mendatang,” kata Teguh kepada koranbernas.id.

Padat karya selain membantu terbangunnya infrastruktur, juga memberikan manfaat meningkatkan pendapatan masyarakat. Warga menerima upah yang disebut Hari Orang Kerja (HOK).

“Masyarakat semangat, saya pun semangat. Ini saya tadi baru pulang acara tugas dari Semarang pagi, langsung ke lokasi padat karya. Ini bentuk pengabdian saya sebagai wakil rakyat, semoga pembangunan di Bantul semakin maju dan berkembang,” kata politisi Partai Golkar Dapil II (Piyungan-Banguntapan) tersebut.

Reno dalam kesempatan itu menjelaskan pembangunan talud  dengan volume  95,48 meter dan panjang  175,20 meter. “Dikerjakan 21 hari sesuai jadwal tanggal 25 Agustus hingga 17 September mendatang,” katanya.

Pembangunan dilakukan pokmas yang beranggotakan 26 orang terdiri ketua kelompok, tukang dan anggota.

Plt Kepala  Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketrans) Bantul, Istirul Widilastuti MPA, mengatakan tahun ini Pemkab Bantul menggulirkan kembali program padat karya. Dananya bersumber dari APBD Bantul tahun 2021, dialokasikan  ke 103 titik. Setiap titik dianggarkan  Rp 100 juta.

“Pelaksanaan proyek harus menerapkan protokol kesehatan (prokes) karena saat ini dalam situasi pandemi Covid-19,” katanya.

Kegiatan padat karya diharapkan mampu memberikan solusi atas kesulitan yang dialami masyarakat. Misalnya ada yang bekerja kemudian dirumahkan bahkan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak pandemi. Mereka kesulitan memenuhi  kebutuhan, karena ketiadaan pendapatan.

“Banyak saudara kita yang mengalami hal tersebut, dan saya berharap padat karya ini menjadi salah satu cara membantu mereka.  Walaupun ini  sifatnya jangka pendek,” katanya.

Istirul berharap  perekonomian masyarakat ikut terdongkrak khususnya di wilayah yang mendapat  program padat karya. “Misalnya warung-warung juga ikut laris,“ katanya.

Pekerja atau anggota kelompok juga mendapat upah yang disebut Hari Orang Kerja (HOK). Ketua kelompok mendapat Rp 90.000 per hari, tukang Rp 80.000 dan anggota kelompok Rp 70.000 per hari.

“Semoga ini memberi manfaat besar bagi yang menerima program. Padat karya menambah infrastruktur  di pedesaan,” katanya. Program ini diarahkan untuk membangun corblok jalan, talud serta saluran irigasi tersier. (*)