Sarjana Filsafat Lulusan Program Kartu Prakerja Hasil Fotografinya Dipuji Menteri

Sarjana Filsafat Lulusan Program Kartu Prakerja Hasil Fotografinya Dipuji Menteri

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memukul hampir semua lini industri dan usaha. Hampir dua tahun semua orang tanpa terkecuali harus menyesuaikan diri dengan tatanan kehidupan baru. Tidak hanya dalam menjalankan protokol kesehatan demi menjaga kesehatan bersama, pola pikir kreatif dalam memanfaatkan alih teknologi pun mau tak mau harus dilakukan.

Saat harus menjaga jarak dan harus dirumah saja atau stay at home, tidak memupus keinginan Nurul Hestiningtyas untuk menambah ilmu. Di sela-sela kesibukannya mendampingi anak yang harus belajar di rumah, dia mendaftarkan diri dalam program Kartu Prakerja.

Gagal tiga kali tidak menyurutkan langkah Nurul, dengan gigih akhirnya perempuan asal Pundong Bantul ini berhasil mengikuti program Kartu Prakerja gelombang empat. Keinginan Nurul untuk lebih melek teknologi begitu kuat, kemampuannya membaca peluang patut diacungi jempol.

Usai mengikuti banyak pelatihan di program Kartu Prakerja bersama Panji Pragiwaksono dan Langkah Menjadi YouTuber Profesional Bersama Gita Savitri serta beberapa tentor berpengalaman lain melalui aplikasi dan webinar, kini nurul berhasil menambah pemasukan dengan menjadi pekerja kreatif.

Walau telah menyandang sarjana filsafat, perempuan berusia 27 tahun ini tak ragu menjajal kreativitas yang berbeda yaitu menjadi konten kreator di platform berbagi video YouTube dan fotografer lepas spesialis produk bagi UMKM di wilayah tinggalnya.

“Hasilnya cukup beragam, bisa mencapai Rp 500 ribu dalam sekali pemotretan,” cerita Nurul kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, saat bertemu di Pengilon Kafe Sleman, Jumat (8/10/2021).

Hasil jepretan Nurul sempat dikagumi Menko Bidang Perekonomian. "Hasil fotonya bagus. Bikin saya jadi laper," ujar Airlangga sambil memperlihatkan hasil print out foto makanan ukuran A4 kepada staf dan delapan peserta Kartu Prakerja lain.

Nurul menceritakan, usahanya ini untuk memberdayakan dan mengajak para perempuan di sekitarnya untuk mengikuti program Kartu Prakerja seperti dirinya. Sayang, tidak semua berjalan mulus. Nomor Induk Kependudukan (NIK) beberapa calon pendaftar yang da ajak tidak dapat dipergunakan lagi karena telah pernah didaftarkan Kartu Prakerja oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Keresahan ini disampaikan Nurul kepada Menko Bidang Perekonomian RI. Airlangga Hartarto mengimbau agar alumni Kartu Prakerja di Yogyakarta dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar praktik per-jokian rogram Kartu Prakerja ini dapat diminimalisir.

“Oknum-oknum joki ini sudah bisa kita tangkap. Sudah beberapa kita laporkan ke Bareskrim. Joki prakerja merupakan tindakan kriminal. Karenanya bila ada yang menyalahgunakan program dengan mengambil KTP dari masyarakat untuk mendaftar, maka pemerintah akan langsung menindak secara hukum,” ujar Airlangga Hartanto.

Selain tindakan hukum, pendaftaran program Kartu Prakerja yang terintegrasi dengan e-wallet juga terus ditingkatkan kualitasnya. Di antaranya melalui face recognation atau sistem pemindai wajah saat pendaftaran. Dengan demikian, siapa saja yang menyalahgunakan kartu akan langsung ketahuan.

Airlangga menambahkan kartu prakerja di Indonesia sudah mencapai 5.910.462 penerima pada 2021 ini. Angka ini jauh lebih tinggi disbanding 2020 sebanyak 5.509.055 orang.

Jumlah ini dari total 75 juta pendaftar di 514 kabupaten/kota. Pemerintah menyalurkan insentif sebesar Rp 13,36 triliun kepada pemegang kartu tersebut pada 2020. Sedangkan pada 2021 ini total insentif yang disalurkan mencapai Rp 9,42 triliun.

Pada tahun ini, sebanyak 5.453.277 orang atau sekitar 92 persen sudah menyelesaikan pelatihan. Sedangkan 5.225.259 orang atau 88 persen di antaranya telah menerima insentif.

Di DIY, total pendaftar kartu prakerja hingga saat ini mencapai 663.701 orang. Dari jumlah itu, total penerima mencapai 248.176 orang. DIY menjadi provinsi dengan penerima terbanyak kartu prakerja ke-16 secara nasional dan terbanyak ke-6 di Pulau Jawa. Penerima terbanyak dari Sleman yang mencapai 64.527 orang. Disusul Bantul dengan 64.477 orang. (*)