Alat Kontrasepsi Tersedia Cukup Sampai 2020

Alat Kontrasepsi Tersedia Cukup Sampai 2020

KORANBERNAS.ID -- Alat kontrasepsi untuk kepentingan pelayanan akseptor Keluarga Berencana (KB) di wilayah Provinsi DIY tersedia cukup sampai Desember 2020.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Kantor Perwakilan BKKBN DIY, Dra Joeananti Chriswandari, di depan peserta Seminar Peningkatan Pelayanan KB, Rabu (11/9/2019), di Yogyakarta.

Ketersediaan alat kontrasepsi diharapkan bisa dimanfaatkan para kader di Kampung-kampung KB untuk peningkatan pelayanan KB, mengingat capaian kesertaan akseptor sampai bulan Juli belum memenuhi target.

“Lebih diutamakan untuk metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang keterlangsungan kesertaannya lebih terjamin,” ujar wanita yang biasa dipanggil Anti itu.

Hal itu sangat penting untuk mewujudkan keluarga-keluarga  kecil dengan dua anak cukup, bahagia sejahtera. Apalagi salah satu indikator penunjukan kampung KB di antaranya kesertaan ber-KB masyarakatnya masih rendah.

Dia menambahkan, angka  Pra Keluarga Sejahtera (KS) dan KS 1 tinggi. Ditambah bidang garapan lain, termasuk upaya peningkatan usaha di bidang ekonomi diharapkan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Saya sangat mengharap dukungan Bapak Ibu sekalian untuk mewujudkannya di tingkat lapangan," kata Anti.

Peserta seminar Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. (arie giyarto/koranbernas.id)

Reproduksi sejak dini

Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Prof Dra Yayi Prabandari dalam kesempatan itu lebih banyak bicara dari sisi kaum perempuan.

Menurut dia, pemahaman kesehatan reproduksi harus ditanamkan pada remaja sejak dini. Ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mereka ke depan sebagai orang tua yang siap tidak hanya secara fisik tetapi juga mental.

Orang tua juga harus secara terbuka memberitahu risiko anak-anak gadisnya setelah mensturasi berkaitan dengan kaum lelaki. “Jangan sampai mereka kehilangan masa depan karena ketidaktahuan,” tandasnya.

Sebuah keluarga, menurut Yayi, harus direncanakan dengan baik pada usia yang cukup berbekal pendidikan yang cukup pula serta mempunyai penghasilan. Dengan demikian bisa  membiayai kebutuhan keluarga secara mandiri.

Dia mengapresiasi usaha BKKBN yang melakukan berbagai upaya melalui berbagai program kesehatan reproduksi bagi remaja yang dikemas dalam Generasi Berencana (Genre).

Ini karena kalau ada kehamilan tidak dikehendaki, yang lebih dirugikan adalah perempuan. Bahkan bisa berkait dengan angka kematian ibu melahirkan.

Seminar yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Kontrasepsi se-dunia kali ini diikuti 190 orang. Dari jumlah itu 152 di antaranya kader-kader di kampung KB.

Rangkaian acara sudah dimulai awal September lalu berupa bakti sosial pelayanan KB dengan cara medis operatif.

Dilaksanakan pula pemeriksaan papsmear bekerja sama dengan Polda DIY, RS Bhayangkara dan tenaga medis dari RSUP Dr Sardjito. Sedangkan puncak acara dijadwalkan berlangsung pekan depan. (sol)