Bupati Anggarkan Rp 1,1 M untuk COVID-19

Bupati Anggarkan Rp 1,1 M untuk COVID-19

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Bupati Purworejo Agus Bastian, meninjau kesiapan RSUD Dr Tjitrowardojo sebagai RS rujukan lini 2 dalam penanganan pasien COVID-19, Selasa (17/3/2020).

Bupati meninjau sarana dan prasarana RS, termasuk ketersediaan Alat Pelindung Badan (APB) bagi tenaga medis dan ruang isolasi bagi pasien.

Usai pemantauan Bupati mengatakan, dirinya melihat persiapan yang dilakukan RSUD Tjitrowardojo sebagai RS rujukan lini 2 sudah cukup memadai. Baik dari ketersediaan APB maupun alat-alat lain yang mendukung dalam penanganan pasien COVID-19.

Dikatakan Bupati, hingga Selasa (173/2020), jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) naik menjadi 34 orang. Lima orang telah dinyatakan negatif, 29 orang masih dalam pemantauan sampai dengan 28 Maret 2020.

Sebagian besar ODP berasal dari TKI yang baru pulang dari Korea, Hongkong dan Taiwan, mahasiswa pulang dari luar negeri dan 6 orang warga asing.

“Belum ada Pasien Dalam Pengawasan (PDP), suspect, maupun terkonfirmasi positif COVID-19,” katanya.

Pihaknya telah menyiagakan 11 rumah sakit yang siap menangani COVID-19. Rinciannya, 1 rumah sakit rujukan lini 2 yakni RSUD Dr Tjitrowardojo, 10 RS pendukung, 11 dokter khusus pandemik, dan 35 perawat khusus pandemik.

Pihaknya juga telah mengantisipasi adanya kasus COVID-19 dengan menyiapkan 6 ruang isolasi dan 1 ambulans khusus. Bahkan pemkab telah menyiapkan anggaran khusus penanganan COVID-19 sebesar Rp 1,1 miliar.

Kepada masyarakat, bupati berharap masyarakat tidak perlu panik jika ada pasien masuk dalam kategori ODP. Karena status itu tidak mengartikan orang tersebut terkena COVID-19.

ODP berarti semua orang yang masuk ke wilayah Indonesia, baik Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNA) dan berasal dari suatu negara yang telah dikonfirmasi penularan COVID-19 antar manusia.

“Jadi ODP itu belum tentu positif corona. Memang virus ini berbahaya, tetapi yang meninggal dari virus ini tidak sebanding dengan berita-berita yang beredar di masyarakat. Mudah-mudahan di Purworejo tidak ada pasien yang terjangkit COVID-19,” imbuhnya.

Terkait kekhawatiran masyarakat tentang pasien COVID-19 yang tidak dapat dibiayai oleh BPJS, dirinya menegaskan bahwa pemda siap membiayai seluruh pengobatan pasien terkena COVID-19.

Bupati juga mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan atau kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk sementara waktu. Bahkan pemda telah menunda 18 kegiatan besar hingga akhir Maret 2020.

“Hindari kontak fisik dengan orang lain. Kalau mau berinteraksi harus dijaga jaraknya paling tidak satu meter. Kalau ada acara ditunda minimal dua minggu dari sekarang. Mudah-mudahan kita bisa menghadapi pandemi virus corona ini dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya.

Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo drg Gustanul Arifin Mkes menjelaskan, pihaknya siap menjalani fungsinya sebagai RS rujukan lini 2 setelah provinsi. Baik dari sisi sarana dan prasarana, dokter, perawat dan APB telah siap dalam penanganan kasus COVID-19.

“Sementara ini telah disiapkan 6 ruang isolasi. Tetapi kita lihat situasi. Jika memang jumlah pasien bertambah akan siapkan lagi,” terang Gustanul.

Dirinya mengimbai kepada keluarga atau kerabat dari pasien yang dirawat di RSUD Dr Tjitrowardojo, sementara waktu tidak menjenguk pasien yang sakit. Hal ini untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang mungkin terjadi.

“Kami imbau untuk tidak menjenguk yang sedang sakit jika tidak perlu sekali. Apalagi yang masih kecil di bawah 12 tahun. Sebenarnya dari dulu sudah dilarang, namun momen ini digunakan untuk kembali mendisiplinkan,” tuturnya.(SM)