Ada Rasa Handarbeni Dalam Proyek Padat Karya

Ada Rasa Handarbeni Dalam Proyek Padat Karya

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih memberi dukungan dan apresiasi terhadap program padat karya. Karena program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Padat karya ini memiliki dua manfaat,” kata Bupati.

Pertama, padat karya ini adalah untuk perluasan kerja, walaupun sifatnya sementara. Adanya padat karya menjadi proyek yang dikerjakan masyarakat setempat dan mereka mendapat upah, sehingga meningkatkan pendapatan. Kedua, masyarakat akan mendapat infrastruktur pedesaan yang baik, ada rasa handarbeni karena memang proyek dikerjakan secara swakelola tidak melalui penyedia barang dan jasa atau pemborong.

“Saya berharap adanya padat karya juga menjadi salah satu solusi kendati jangka pendek untuk mengatasi kemiskinan di Bantul,”kata Bupati.

Sementara itu saat dikunjungi tim dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) sebagai dinas yang menggelar program padat karya, Rabu (16/11/2022), Budi Santoso selaku Ketua Kelompok Dusun Gerselo Kalurahan Patalan Jetis mengatakan, mereka mendapat proyek corblok dengan panjang 148,5 meter dan lebar 3,5 meter.

“Saya bersyukur sekali, jalan di sini sekarang corblok. Ini biasanya kalau hujan becek,”katanya.

Selain corblok, warga juga berswadaya untuk menambah dengan revitalisasi saluran air atau drainase yang mampet cukup lama.

Terpisah Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti MPA mengatakan, program padat karya kembali digelar pada 14 November hingga 7 Desember 2022 mendatang. Saat ini sudah dilakukan proses pengecekan lokasi dan droping material. Anggaran yang digunakan adalah APBD Perubahan Kabupaten Bantul 2022 dengan total Rp 5,9 miliar.

Sebelumnya, juga sudah dilaksanakan padat karya pada awal tahun 2022. Saat itu total anggaran yang dikucurkan senilai Rp 30 miliar lebih yang bersumber dari APBD Bantul dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) APBD DIY.

Adapun untuk dana yang bersumber dari APBD Bantul Rp 9,4 miliar yang terbagi untuk 94 titik atau lokasi, masing-masing titik dianggarkan Rp 100 juta.

Sementara untuk BKK pada tahun 2022 ada 116 titik dengan masing-masing titik dianggarkan Rp 180 juta. Atau total yang didanai BKK adalah Rp 20,6 miliar.

“Kita menggelar padat karya dalam APBD Perubahan sebagai tindak lanjut surat dari Kementerian Keuangan RI, untuk memberikan alokasi mengatasi dampak kenaikan BBM dengan cara penciptaan perluasan kerja melalui program padat karya infrastruktur,”kata Istirul kepada koranbernas.id di kantornya beberapa waktu lalu.

Padat karya, lanjut Istirul menjadi bagian untuk membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang. Ditambah dengan adanya kenaikan harga BBM. Program padat karya berasal dari usulan masyarakat yang kemudian diverifikasi sesuai kebutuhan yang mendesak. Adapun jenis pekerjaan padat karya diantaranya pengerjaan jalan corblok, jembatan lingkungan, talud, drainase dan irigasi.

“Jadi masyarakat selain mendapat dukungan infrastruktur, juga mendapatkan upah dan terjadi penyerapan tenaga kerja,”katanya.

Adapun upah atau disebut Hari Orang Kerja (HOK) untuk anggota kelompok Rp 70.000 per hari, tukang Rp 80.000 dan ketua kelompok Rp 90.000. Program dilaksanakan selama 21 hari untuk dan dikerjakan 1 kelompok terdiri 26 orang. (*)