Bonsai, Hobi yang Mendatangkan Rezeki

Bonsai, Hobi yang Mendatangkan Rezeki

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dalam rangka konservasi alam, Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) se-DIY melakukan kegiatan penanaman pohon di kompleks Makam Pangeran Pekik Kalurahan Girirejo Kapanewon Imogiri Bantul, Minggu (12/6/2022).

Mngambil tema Hamemayu Hayuning Bawono sebagai wujud bakti kepada ibu pertiwi, anggota PPBI melakukan penanaman 400 pohon aneka buah dan tanaman  sianci (Malpighia emarginata), sejenis pohon perdu dengan cabang terkulai pada batang pendek dengan tinggi 2 - 3 meter sampai 6 meter.

Selain untuk buah, sianci biasanya digunakan sebagai tanaman hias khususnya bonsai karena memiliki ornament dan bentuk yang indah apalagi ketika berbuah di dalam pot.

Istilah bonsai sendiri merujuk pada bahasa Jepang, yakni bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman. Bonsai dapat diartikan sebagai tanaman yang dikerdilkan dan ditanam dalam pot.

“Bonsai selain sebagai hobi dan kecintaan juga memiliki nilai ekonomi,” kata Ma’ruf Matahati, pakar bonsai asal Kasongan saat memberikan sambutan sebelum penanaman.

Dia memiliki lahan 1.500 M2 pada empat tahun silam ditanami padi. Hasilnya kurang memuaskan. Setelah diubah menjadi kebun tanaman dan bonsai, hasilnya meningkat.

Dia menjual cangkokan sejak 2018 hingga kini ada 2.000 item. Dengan harga Rp 35.000 setiap cangkokan, maka omzet jualannya mencapai Rp 70 juta. Belum termasuk penjualan bonggolan yang  pernah terjual Rp 26 juta. Ada  juga kolektor yang pernah membeli bonggolan seharga motor scoopy.

“Jadi saya memberikan tips dan trik, bagi teman-teman yang akan menggeluti dunia bonsai harus mencintai dunia tanaman dulu. Setelah itu belajar botani dan mengembangkan jaringan,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, yang hadir di lokasi penanaman menyatakan bonsai bisa menjadi daya tarik wisata. Ini akan berdampak pada sektor lain.

“Misal saat ada kontes bonsai, banyak tamu dari luar daerah maka hotel maupun penginapan laris. Taksi dan alat transportasi  lain juga laku. Begitu pun rumah makan, oleh-oleh, suvenir serta obyek wisata dipastikan meningkat kunjungannya. Jadi bukan hanya panjenengan saja yang mendapat manfaat ekonomi dari bisnis bonsai ini, namun juga sektor lain,” katanya.

Lurah Girirejo, Dwi Yuli Purwanti, berharap keberadaan pohon buah akan menambah pendapatan ekonomi. Juga menjadi salah satu solusi mengatasi banyaknya kera yang turun ke wilayah mereka memakan hasil pertanian, sejak beberapa waktu belakangan ini.

“Jumlahnya 100 ekor lebih. Jadi kalau nanti pohon ini berbuah, bisa jadi makanan monyet,” katanya. Langkah ini menjadi salah satu cara menanggulangi serangan monyet. (*)