Berbahaya, Luas Vegetasi Hutan Lindung di Purworejo Semakin Berkurang

Program rehabilitasi hutan lindung diperlukan untuk kelestarian alam.

Berbahaya, Luas Vegetasi Hutan Lindung di Purworejo Semakin Berkurang
Perwakilan kelompok tani menerima bantuan program rehabilitasi hutan lindung. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Di tengah bayang-bayang ancaman perubahan iklim, luas vegetasi hutan lindung di wilayah Kabupaten Purworejo Jawa Tengah semakin berkurang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (LHP) Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Wiyoto Harjono, mengatakan indeks tutupan lahan di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah kecenderungan menurun setiap tahunnya.

"Lahan kita yang diisi vegetasi semakin lama semakin turun dan ini sangat berbahaya. Untuk itu, konservasi lahan wajib kita laksanakan," ungkapnya Jumat (15/9/2023), di Embung Bagelen Desa Sukoagung Kecamatan Bagelen.

Seperti diketahui, tahun 2019 indeks tutupan lahan sebesar 46,62 persen. Setahun kemudian, indeks tutupan lahan sebesar 45,66 dan tahun 2022 sebesar 34,63.

Vita Ervina bersama Wiyoto Harjono (kiri) dan Arif Setyo Utomo. (istimewa)

Wiyoto menambahkan pihaknya sangat mendukung program rehabilitasi hutan lindung di Kabupaten Purworejo. "Melalui program rehabilitasi hutan lindung, kita menemukan momentum agar indeks tutupan lahan tidak menurun,” kata dia.

Wiyoto memberikan apresiasi adanya program bimbingan teknis (bimtek) Rehabilitasi Hutan Lindung yang diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina. “Ini luar biasa untuk mengantisipasi bencana di Purworejo," ungkapnya.

Bimtek rehabilitasi hutan diberikan karena saat ini wilayah Purworejo terutama pada sembilan kecamatan dari 16 kecamatan mengalami kekeringan. Sembilan kecamatan tersebut terdiri Bagelen, Kaligesing, Loano, Bener, Gebang, Kemiri, Bruno, Pituruh dan sebagian Purworejo.

Vita yang juga politisi PDI Perjuangan itu memperhatikan dan memberikan  program rehabilitasi hutan lindung sejak tahun 2020. Selain itu, juga memberikan bantuan kepada kelompok tani di sembilan kecamatan yang tergolong krisis terhadap bencana.

Peserta Bimtek hehabilitasi hutan lindung di Purworejo. (istimewa)

Bantuan yang diberikan berupa tanaman keras seperti albasia dan sengon serta tanaman produktif seperti buah-buahan misalnya mangga, kelengkeng, alpokat.

"Kita perlu menutup lahan, agar Purworejo tetap lestari hutan lindungnya. Kami juga memberikan bantuan bibit untuk 4 KBR (Kebun Bibit Rakyat) sebanyak 140 ribu batang dan tanaman produktif 13.500 batang. Jenisnya tergantung permintaan," jelas Vita usai bimtek.

Menurut dia, program yang digulirkan ini sebagai upaya mengurangi bencana. Karena tanaman produktif berupa buah-buahan, hanya buahnya yang dipanen. Batang pohon masih tetap berdiri sehingga akarnya mampu menahan air dan mengantisipasi banjir.

"Saya menggulirkan program KBR sudah sejak tahun 2020, hingga saat ini. Semoga program rehabilitasi hutan lindung di Kabupaten Purworejo bisa berjalan baik," jelasnya.

ARTIKEL LAINNYA: Terima Alat dari Astra, TPS3R Brama Muda Mampu Mengolah Sampah hingga 15 Ton per Hari

Kepala Balai Pengendalian Sungai dan Hutan Lindung, Arif Setyo Utomo, mengatakan program rehabilitasi hutan lindung diperlukan untuk kelestarian alam.

"Dengan bantuan bibit tanaman keras dan tanaman produktif dengan persentase fifty-fifty (50 persen - 50 persen) sangat bermanfaat untuk masyarakat. Tanaman produktif berupa buah-buahan dalam tiga tahun sudah bisa berbuah, jadi berimbang dari segi ekonomi masyarakat diuntungkan dan dari segi alam hutan tetap terjaga," ujar Arif.

Tanaman produktif di antaranya durian, kelengkeng, alpokat tergantung permintaan warga. Sedangkan tanaman keras berupa sengon dan albasia.

Perwakilan dari Kelompok Tani "Muda Berkarya" Desa Semogung Kecamatan Bagelen, Ismanto (47), mengaku senang mendapatkan bantuan tanaman keras berupa sengon. Sedangkan tanaman produktif berupa bibit alpokat, durian dan mangga.

ARTIKEL LAINNYA: FKY 2023 Usung Tema Ketahanan Pangan, Terpusat di Kulonprogo

"Kami mendapat bantuan bibit pohon albasia, alpokat, durian dan mangga masingmasing 500 batang, untuk 23 anggota. Kita bagikan ke anggota untuk ditanam dan dirawat masing-masing, dan hasilnya bisa dinikmati masing-masing," jelasnya.

Ismanto menambahkan warga lainnya di luar anggota jika meminta bibit bantuan dipersilakan asal benar-benar ditanam dan dirawat.

"Bantuan bibit ini sangat bermanfaat untuk regenerasi tanaman hutan, karena dulu kebanyakan tanaman albasia kalau ditebang otomatis menjadi gundul,” ujarnya.

Nantinya, kata dia, di hutan akan banyak tanaman buah-buahan, bisa mengurangi hutan gundul. “Dan tentu kami bisa menikmati panenan buahnya," kata dia. (*)