Waspada, Klaster Takziah Sedayu Meluas

Waspada, Klaster Takziah  Sedayu Meluas

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketua Harian Satgas Covid-19 Kabupaten Bantul, Joko Purnomo, berharap masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan (Prokes) dan jangan sampai lengah.

“Masyarakat harus disiplin menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas yang tidak penting. Walaupun kita sudah turun di level 2, kita harus tetap ikuti Prokes dalam setiap kegiatan,” kata Joko, Selasa (9/11/2021).

Sebab, lanjutnya, ketidak taatan pada Prokes bisa menyebabkan kasus meledak. Seperti klaster takziah di Kapanewon Sedayu, Bantul. Akibatnya banyak yang terpapar dan tiga sekolah ditutup sehingga Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditiadakan. 

“Melihat munculnya kasus pertama dan perkembangan berikutnya, kita analisa bahwa ada ketidaktaatan terhadap Prokes. Juga ketidakpercayaan terhadap Covid-19, terkait pemulasaran jenazah probable. Pun ketidaktaatan untuk melakukan karantina bagi yang kontak erat (KE) bahkan tetap berkegiatan seperti biasa. Ketika sudah seperti ini,maka semua harus  ikuti aturan yang ada. Pemerintah daerah juga bisa mengambil tindakan,” katanya.

Hingga kini, lanjut Wakil Bupati Bantul tersebut, klaster Sedayu telah meluas. Untuk Kapanewon Sedayu tercatat 47 orang, Kapanewon Kasihan 31 orang, Srandakan 4 orang, Pajangan 18 orang, Sanden 16 orang dan Kabupaten Sleman 57 orang. Hingga kini Juga terus dilakukan tracing dan swab PCR  kepada mereka yang KE.

Sementara kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo, secara terpisah menjelaskan kasus ini berawal dari klaster takziah di Argorejo, Sedayu. Saat itu ada satu warga suspek Covid-19 meninggal dunia. Oleh rumah sakit, jenazah  diminta agar dikebumikan dengan protokol kesehatan. Namun ada penolakan sehingga dilakukan pemakaman non-prokes. 

Dalam perkembangannya, pada 2 Oktober 2021 muncul hasil swab bagi jenazah suspek tersebut. Hasilnya, jenazah tersebut positif Covid-19. Satgas Kapanewon Sedayu pun melakukan tracing, testing dan treatmen kepada kontak erat (KE). Dari tracing awal didapatkan dua orang anggota keluarga jenazah positif Covid-19 dan salah satunya adalah guru. (*)