Warga Yogyakarta Diimbau Banyak Belanja ke Warung Tetangga

Warga Yogyakarta Diimbau Banyak Belanja ke Warung Tetangga

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Wakil Walikota (Wawali) Yogyakarta Heroe Poerwadi mengimbau warganya banyak berbelanja ke warung tetangga. Ini perlu digencarkan mengingat kondisi perekonomian kota ini masih dalam tekanan akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

“Kebangkitan ekonomi Kota Yogyakarta tampaknya harus segera kita dorong sungguh-sungguh. Maka sampai akhir tahun pemerintah memberikan bantuan ke masyarakat agar bisa berbelanja di sekitarnya. Nglarisi tanggane,” ujarnya saat menghadiri Penyaluran Kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PEDE) PT Bank BPD DIY di Kota Yogyakarta, Rabu (2/9/2020), di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Winongo Patangpuluhan Wirobrajan.

Menurut wawali, apabila para pelaku ekonomi terutama pelaku usaha UKM, warung maupun pemilik kos-kosan hanya menggantungkan pemasukan dari para mahasiswa maupun wisatawan, pasti belum bisa maksimal.

“Sampai saat ini 300 ribu orang mahasiwa masih nyangkut di kampung halaman. Artinya masih ada uang Rp 300 miliar belum beredar di Yogyakarta,” ungkapnya.

Heroe berkisah saat melakukan pengecekan ke pasar tradisional beberapa waktu lalu mendapati pemasukan pedagang pasar tradisional baru 50 persen. Artinya belum pulih seperti sedia kala.

Begitu pula 1.000 lebih pedagang kaki lima (PKL) Malioboro merasakan dampak merosotnya perekonomian akibat pandemi. “Mereka menangis karena uang hanya bisa didapat pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu,” kata dia.

Heroe menambahkan jika para pelaku UMKM berharap dari kedatangan wisatawan maka belum sepenuhnya bisa diandalkan. Memang, Yogyakarta International Airport (YIA) sudah diresmikan. Setiap hari ada 4.000 penumpang. Namun demikian jumlah itu baru sepertiga dibanding kedatangan penumpang di Bandara Adisutjipto sebelum masa pandemi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, lanjut dia, juga mendorong warganya menghidupi kampung-kampung sayur yang dikelola para petani perkotaan, dengan cara membeli sayuran maupun hasil panen ikan. “Kita dorong saat ini bagaimana dari Jogja untuk Jogja. Warga Jogja menghidupi ekonomi orang Jogja sendiri,” ungkapnya.

Wawali menyampaikan apresiasi kepada Bank BPD DIY yang menyalurkan kredit untuk pelaku usaha. Selain melalui bantuan langsung, langkah ini merupakan bagian dari strategi agar masyarakat memiliki daya beli.

“Yang kita bantu berikutnya adalah pedagang yang modalnya sebagian besar tergerus sehingga tidak punya modal lagi. Tidak bisa pinjam karena punya pinjaman di bank lain,” tambahnya.

Beruntung, Bank BPD DIY tidak mensyaratkan seperti itu. Diharapkan dana tersebut mampu mempercepat kebangkitan ekonomi Yogyakarta. “Manfaatkan pinjaman lunak dengan bunga setahun tiga persen ini. Bank umum lainnya lebih tinggi. Semoga ini menjadi langkah kita bangkit dan diberi kemudahan kelancaran usaha,” kata dia.

Namun demikian Heroe berpesan, usaha ke arah kebangkitan ekonomi tetap harus disertai penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara sungguh-sungguh. Jangan sampai kelonggaran interaksi sosial dan ekonomi tidak dibarengi protokol. “Saya khawatir kasusnya banyak. Ketika ada kasus ibarat orang ngerem nginjak-nya terlalu kuat. Jegagik. Tiba (jatuh),” kata dia.

Wawali Yogyakarta Heroe Poerwadi (kiri) dan Dirut Bank BPD DIY Santoso Rohmad. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Direktur Utama (Dirut) Bank BPD DIY Santoso Rohmad mengatakan sesuai imbauan Gubernur DIY semua pihak tidak boleh berpangku tangan melainkan harus ikut menumbuhkan perekonomian di provinsi ini  dengan terobosan-terobosan baru. “Bagaimana transaksi tidak harus tunai dan di tempat terbuka. Bisa menggunakan transaksi elektronik,” katanya.

Santoso sepakat pengusaha maupun pelaku UMKM harus tetap berproduksi dan bersedia bergandeng tangan menumbuhkan ekonomi masyarakat. Bank BPD DIY berkomitmen mendampingi supaya ekonomi DIY tetap berkembang serta tetap menghasilkan sesuatu meski dalam kondisi penuh tekanan.

“Dengan kredit PEDE, Bank BPD DIY bersama masyarakat pengusaha dan pemerintah hadir dalam situasi penuh tekanan untuk mendorong pemulihan ekonomi daerah. Kita dukung usaha apapun asalkan halal dan memperoleh pendapatan,” kata dia.

Santoso meminta para pelaku UKM menghubungi Kantor Cabang Pembantu Bank BPD DIY terdekat. “Silakan menghubungi Kantor Cabang Pembantu untuk konsultasi pendampingan. Ini untuk mengingkatkan akselerasi menumbuhkan ekonomi berbasis masyarakat,” ajaknya.

Dia berharap Kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah Bank BPD DIY betul-betul dinikmati masyarakat, sebagai upaya menumbuhkan perekonomian.

Hadir pula dalam kesempatan itu jajaran Direksi Bank BPD DIY maupun Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto. Sejumlah 16 orang perajin dan pelaku usaha super mikro menerima kredit yang secara simbolis diwakili Tri Rias Darsih dan Slamet. (*)