Warga Mengeluh, Muatan Truk Proyek Jalan Tol Berjatuhan di Jalan

Warga Mengeluh, Muatan Truk Proyek Jalan Tol Berjatuhan di Jalan
Truk pengangkut material proyek jalan tol Jogja-Solo di Desa Keprabon Kecamatan Polanharjo yang penuh muatan. (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Jalan Tulung-Daleman-Pasar Cokro Kembang-Keprabon merupakan jalur yang disepakati bagi truk pengangkut material proyek jalan tol Jogja-Solo.

Meski telah disepakati namun banyak truk yang mengangkut material tanah urug dan sejenisnya melebihi kapasitas. Muatan yang penuh dan tidak ditutup itu berjatuhan di jalan sehingga dikeluhkan warga Desa Wangen dan Desa Keprabon Kecamatan Polanharjo.

Dua wilayah ini merupakan kawasan padat penduduk di pinggir jalan yang dilalui truk-truk pengangkut material jalan tol.

Prasetyo, warga Desa Wangen mengatakan setiap hari ada banyak sekali truk material jalan tol melintas dari arah Tulung menuju lokasi proyek jalan tol di Desa Keprabon. Truk-truk itu jalan beriringan.

"Setiap menit ada yang lewat dan jalannya beriringan. Muatannya penuh menggunung dan tidak ditutup. Yang namanya tanah pasti berjatuhan dan abunya beterbangan di jalan," katanya, Rabu (14/6/2023).

 Agar tidak menggangu warga dan pengguna jalan, dia mengimbau pengemudi truk menutup muatannya. Apalagi truk melintasi jalur yang berlubang dan tidak rata, muatannya berjatuhan.

Pernyataan berbeda dikemukakan Daryanto, warga Desa Keprabon. Menurutnya, truk pengangkut material proyek jalan tol semestinya tidak perlu penuh-penuh membawa muatan.

"Muatannya tidak perlu penuh dan ditutup biar tidak berjatuhan di jalan. Lha, ini muatannya menggunung dan tidak ditutup," terangnya.

Saat ditanya truk-truk itu datang dari arah mana? Daryanto menjawab dari arah Boyolali lewat perempatan Tulung belok kiri ke arah Pasar Cokro Kembang dan lewat depan pabrik aqua Desa Wangen.

"Padahal selepas pabrik aqua jalannya ada yang berlubang dan aspalnya tidak rata sehingga menyebabkan muatan berjatuhan. Apalagi muatannya tidak ditutup," kata pria paruh baya itu. (*)