UMKM di Sekitar Kebun Teh Kaligua Butuh Perhatian Serius
Masyarakat khususnya para pengelola UMKM dan Pokdarwis belum merasakan manfaat dari agrowisata ini.
KORANBERNAS.ID, BREBES -- Agrowisata Kebun Teh Kaligua di Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, seharusnya bisa memberdayakan masyarakat sekitar. Utamanya para pengelola Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan hasil produknya, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Deswitasari dengan destinasi wisatanya.
Kenyataannya, para pengelola UMKM di Desa Pandansari saat ini masih belum merasakan adanya keberadaan agrowisata itu. Butuh perhatian serius dan kerja sama yang saling menguntungkan antara Pemerintah Desa Pandansari, Pemkab Brebes, para pengelola UMKM, Pokdarwis dan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah selaku pengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua.
Kenyataan itu terungkap dalam sarasehan yang diselenggarakan oleh Tim Blusuker yang bekerja sama dengan Lembaga Research, Empowerment and Development Studies (READS) serta akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Agrowisata Kebun Teh Kaligua, Minggu (13/10/2024).
Hadir dalam sarasehan itu akademisi Unsoed yang juga Ketua Tim Blusuker Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP MSi , tamu undangan Kol Inf Dwi Maryanto SE dari Pamen Denmabesad TNI AD, tokoh masyarakat Desa Pandansari, Pokdarwis Desa Pandansari, Karang Taruna Desa Pandansari dan Tim READS.
Kolonel Inf Dwi Maryanto SE dari Pamen Denmabesad TNI AD (kiri) berdialog dengan pelaku wisata Kebun Teh Kaligua. (prasetiyo/koranbernas.id)
Kepala Seksi Kesejahteraan Pemerintah Desa Pandansari, Amiroh Juliawati (54), mengungkapkan sudah hampir setahun ini jalan menuju ke Agrowisata Kebun Teh Kaligua, sepanjang 12 km dari jalan raya Paguyangan, sudah mulus.
Keadaan ini menjadikan wisatawan semakin banyak berkunjung dan menginap di Kaligua. Namun diakui Amiroh, masyarakat Desa Pandansari khususnya para pengelola UMKM dan Pokdarwis, belum merasakan manfaat dari agrowisata ini.
“Para pengelola UMKM di desa kami, seakan belum siuman. Mereka masih tidur, karena aneka produknya kesulitan pemasaran,” ujar Amiroh Juliawati.
Sebenarnya, lanjut dia, banyak produk UMKM dari Pandansari yang bisa dijadikan oleh-oleh khas Kaligua, selain teh. “Namun selama ini, para pengelola UMKM itu belum merasakan dari keberadaan para wisatawan itu,” ujarnya.
Aneka Produk UMKM dari Desa Pandansari. (prasetiyo/koranbernas.id)
Amiroh menyarankan pengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua menjalin kerja sama dengan para pengelola UMKM, berupa produk-produk makanan dan minuman khas Pandansari. Misalnya, wisatawan yang menginap, diberi paket oleh-oleh berupa aneka produk UMKM dari Pandansari. Dengan begitu, aneka produk UMKM dibeli oleh pengelola agrowisata kebun Teh Kaligua.
Saat ini, ada sejumlah produk UMKM khas dari Pandansari yang layak jual dan dikonsumsi. Di antaranya, Stik Kentang, Stik Wortel, Kripik Jamur Kancing, Krispy Labu Siam, Keripik Pisang, Sambel Garing, Manisan Kulit Lemon, Juz Lemon Sereh, Sari Murni Lemon, dan Dried Lemon Slices.
Para pengelola UMKM selama ini sudah mendapat pelatihan dari Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kabupaten Brebes. Sehingga produknya layak jual, karena memenuhi standar kesehatan dan kemasannya menarik.
“Kami optimistis jika para pengelola UMKM Pandansari dilibatkan dalam pengembangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua, rakyat sekitar sini akan semakin sejahtera,” ujar Amiroh.
Perpakiran
Pernyataan Amiroh itu dinyatakan benar oleh Feri Prasetyo (34) selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Deswitasari Desa Pandansari.
“Saat ini, pemuda Pandansari hanya dilibatkan dari perparkiran pengunjung. Belum mengarah kerja sama pengelolaan UMKM. Kami optimis, destinasi wisata ini akan berkembang baik, seiring masyarakat sini juga merasa memiliki, karena dilibatkan dalam berbagai usaha, termasuk UMKM,” ujar Feri.
Menanggapi pernyataan itu, Kol Inf Dwi Maryanto SE akan berusaha menjembatani agar para pengelola UMKM di Desa Pandansari bisa merasakan manfaat dari kunjungan wisatawan ke Agrowisata Kaligua.
“Kami juga berpesan, agar kualitas produk UMKM tetap dijaga dan dapat dipasarkan secara online atau di warung-warung dekat gerbang Agrowisata Kaligua,” ujarnya.
Berbasis masyarakat
Ketua Tim Blusuker Prof Adhi Iman Sulaiman kepada koranbernas.id mengemukakan, dalam strategi pengembangan wisata Kaligua, PTPN IX (Persero) Jateng selaku pengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua dapat mengimplementasikan Teori Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat.
Yaitu, adanya keterlibatan masyarakat, rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam pelestarian lingkungan alam, serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan destinasi wisata.
“Wujudnya bisa berupa kesenian khas sebagai aspek sosial budaya ikut dilestarikan dalam pengembangan wisata. Dan dari aspek ekonomi, perlunya dibuat pusat oleh-oleh, berupa makanan, minuman dan suvenir yang merupakan produk UMKM. Lokasinya bisa di lahan parkir depan loket masuk yang cukup luas,” saran Prof Adhi Iman, dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed itu.
Jika pusat oleh-oleh itu diwujudkan, dan wisatawan semakin bertambah, Prof Adhi Iman optimistis masyarakat Pandansari yang merasa memiliki Agrowisata Kebun Teh Kaligua, akan meningkat kesejahteraannya. Hal ini seiring peningkatan kuantitas dan kualitas aneka produk UMKM.
Lebih harmonis
Pakar pemberdayaan masyarakat ini menyarankan, PTPN IX (Persero) Jawa-Tengah yang mengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua menjalin kerja sama yang lebih harmonis lagi dengan Pokdarwis untuk pengembangan destinasi wisata yang dikelola Pemdes Pandansari di antaranya Telaga Ranjeng.
“Perlu dibuat paket wisata tambahan. Jelasnya, selain berkunjung ke Kaligua, wisatawan juga diajak menikmati paket tambahan ke Telaga Ranjeng. Jadi semuanya bisa hidup,” saran dia. (*)