Tombak Kiai Amiluhur dan Bantar Angin Simbol Bersatunya Warga Kulonprogo

Seluruh rakyat Kulonprogo patut bersyukur atas hari jadinya yang ke-72.

Tombak Kiai Amiluhur dan Bantar Angin Simbol Bersatunya Warga Kulonprogo
Penghargaan rekor MURI kepada Pj Bupati Kulonprogo didampingi Wagub DIY Paku Alam X bersama para pejabat Kulonprogo. (anung marganto/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KULOPNPROGO -- Peningkatan perekonomian masyarakat dan kerukunan antarwarga maupun antarumat beragama menjadi poin penting peringatan Hari Jadi ke-72 Kulonprogo.

Temanya kali ini Manunggal Karsa Nawung Kridha Anggayuh Mulya menuju Masyarakat Kulonprogo yang Bersatu Padu dalam Upaya Mencapai Kesejahteraan Bersama.

Penjabat Bupati Kulonprogo Ni Made Dwipanti Indrayanti pada upacara peringatan berdirinya Kabupaten Kulonprogo di Alun-alun Wates, Minggu (15/10/2023), bahwa peningkatan perekonomian tersebut bertujuan untuk kesejahteraan rakyat Kulonprogo.

Selain itu juga perlu adanya rasa kepedulian dan kerukunan masyarakat Kulonprogo. “Pemerintah Kabupaten bersama rakyat mempunyai kewajiban membangun Kulonprogo sesuai dengan profesi masing-masing,” ungkap Ni Made.

ARTIKEL LAINNYA: FKY 2023 Ditutup, Dorong Penyelamatan Kearifan Lokal

Dia memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berhasil bergotong royong memajukan Kulonprogo. Selanjutnya kerja sama yang baik antar instansi bisa ditingkatkan untuk kemajuan kabupaten itu.

Wakil Gubernur DIY Paku Alam X mengawali sambutannya mengatakan seluruh rakyat Kulonprogo patut bersyukur atas hari jadinya yang ke-72 ini.

Kulonprogo diberikan Pusaka Amiluhur merupakan pusaka Hamengku Buwono VIII dan Kiai Bantar Angin merupakan pemberian Paku Alam VIII sebagai tanda penghargaan pada tahun 2000.

“Tumbak Kiai Amiluhur termasuk piantel sepuh. Ini mengandung makna bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita menuju masyarakat yang adil makmur dan sejahtera. Pusaka ini merefleksikan amanah bahwa seluruh jajaran pemerintah Kabupaten Kulonprogo agar senantiasa memiliki tanceping tekad utama yang selalu berpihak kepada rakyat,” kata Paku Alam X.

ARTIKEL LAINNYA: Gebyar Batik Sleman 2023 Berlangsung Sampai November

Dia menambahkan Pusaka Adiluhur disandingkan dengan Kian Bantar Angin pemberian PA VIII ini merupakan isyarat bersatu padunya seluruh rakyat Kulonprogo seiring kolaborasi antara eksekutif dan legislatif bersatu padu dalam mensejahterakan rakyatnya.

“Baik Keraton Ngayogyakarta maupun Pakualaman ikut mangayubagya atas harlah ke-72 kabupaten Kulonprogo yang dirayakan secara khidmat. Harapannya Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkah serta rahmat-Nya bagi kesejahteraan segenap warga Kulonprogo. Dirgahayu Kulonprogo,” kata Paku Alam X.

Angguk massal

Sebanyak 7.200 pelajar ikut dalam pementasan Tari Angguk massal di Alun-alun Wates. Kegiatan untuk memeriahkan hari jadi ke-72 Kulonprogo ini juga sebgai upaya untuk dicatatkan pada Museum Rekor Indonesia (MURI).

Tari Angguk masal dipentaskan seusai upacara peringatan Hari Jadi Kulonprogo. Penari yang terdiri dari pelajar putri SMP-SMA sederajat se-Kulonprogo membawakan Tari Angguk bersama-sama sejumlah tamu dan pejabat pemkab.

Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Joko Mursito, sebagai pemrakarsa Tari Angguk massal mengungkapkan total peserta yang dilibatkan 7.200 orang. Ini merupakan upaya untuk memecahkan rekor MURI.

"Siswa siswi SMP, SMA, SMK kami rekrut untuk tampil bersama para pejabat dan peserta upacara. Kemudian kita beri nomor, sehingga target kita angka 7.200 sesuai dengan angka ulang tahun Kulonprogo yang ke-72, hari ini  alhamdulillah tercapai bahkan lebih," ucap Joko. (*)