Film Biopik H Djuanda Digarap Muhammadiyah dengan Teknologi Mutakhir

Salah satunya menggunakan unreal engine.

Film Biopik H Djuanda Digarap Muhammadiyah dengan Teknologi Mutakhir
Konferensi pers Film H Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia pada Senin (7/8/2023) di kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Muhammadiyah sedang menggarap sebuah film tentang pahlawan nasional Ir H Djoeanda Kartawidjaja. Film biopik ini akan digarap menggunakan teknologi perfilman terkini seperti yang dilakukan Hollywood. Teknologi audio Dolby Surround yang telah diterapkan pada keempat film sebelumnya pun ditingkatkan.

"Jika sebelumnya kami menggunakan Dolby Surround, untuk film H Djuanda ini akan ditingkatkan menjadi Dolby Atmos," kata Andika Prabhangkara, Produser film H Djuanda saat konferensi pers Senin (7/8/2023) di kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menghadirkan nuansa masa lalu yang kolosal, teknologi merupakan pilihan yang akan diambil. “Perpaduan teknologi dan konvensional ini kami sebut hybrid. Salah satunya menggunakan unreal engine yang begitu populer di kalangan perfilman dan industri game," lanjutnya.

Film Ir H Juanda: Pemersatu Laut Indonesia yang direncanakan rampung pada 2024 ini mengulas tentang peran kenegaraan dan kebangsaan Djuanda. Dia adalah sosok yang sangat penting dan memiliki jasa begitu besar untuk bangsa Indonesia.

ARTIKEL LAINNYA: Lulusan SD Bisa Cari Kerja di Ajang Bantul Career Expo 2023

Djuanda bukan seorang orator, bukan seorang frontliner, juga bukan politisi, bahkan sama sekali tidak pernah terlibat menjadi anggota dengan partai politik, tapi sebagai sosok pahlawan yang bergiat di belakang layar ia telah mengemban amanah sebagai menteri sebanyak 17 kali.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib, ingin mendorong produksi film-film tentang para kader dan pejuang Muhammadiyah lebih banyak.

Menurutnya, masih banyak anak-anak muda, termasuk kader muda Muhammadiyah yang masih belum mengetahui siapa tokoh-tokoh pendahulunya. Seperti Ir H Djuanda Kartawidjaja, yang di benak publik diketahui sebagai nama Bandar Udara di Surabaya.

“Oleh karena itu, saya kira ini akan menjadi sangat penting bagi kita semua dan juga anak-anak kita ke depannya,” tambahnya.

ARTIKEL LAINNYA: Masyarakat Diminta Lebih Bijak Mengelola Sampah Rumah Tangga

Djuanda adalah seorang insinyur, sosoknya pendiam dan sejak kecil diajarkan menghindari konflik agar bisa fokus dalam melakukan pekerjaan.

Irwan mengatakan tidak bisa membayangkan Indonesia seperti sekarang jika dahulu tidak ada Deklarasi Djuanda. Deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

“Tetapi dengan hadirnya Deklarasi Djuanda inilah yang akhirnya menyatukan Republik Indonesia seperti saat ini, dan ini menjadi hal yang sangat penting untuk bisa dipahami oleh kita dan juga generasi saat ini,” ungkapnya.

Kepala Lembaga Seni, Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Ir Gunawan Budiyanto menambahkan meski sudah banyak yang mengenal namanya, namun jasa-jasa dan perjuangan Djuanda belum banyak yang tahu.

ARTIKEL LAINNYA: Ketua Umum PP Muhammadiyah Bicara Ideologi Alternatif, Solusi untuk Mempertahankan Sikap Umat

"Karena kecerdasannya Djuanda dipercaya menjadi salah satu asosiate profesor di salah satu sekolah teknik Belanda. Ini karena kecintaan beliau kepada pendidikan dan rasa nasionalisme beliau memilih untuk menjadi kepala sekolah di SMA Muhammadiyah di Jakarta," terangnya.

Pada 1950  dia dipercaya menjadi Menteri Perhubungan, Ini karena Soekarno sangat paham bagaimana susahnya menyatukan negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 16.000 pulau.

Selain pada sosok kepahlawanan, sisi lain dari Djuanda yang akan disampaikan dalam film ini adalah contoh nyata seorang muslim yang berpikiran maju, modern, terbuka (moderat), namun taat dengan agama. (*)