Tiga Sajak Penyair Pulo Lasman Simanjuntak

DALAM rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-78 tahun, Penyair dan Sastrawan Pulo.Lasman Simanjuntak menurunkan tiga sajak pilihan yang masih menyoroti masalah perkembangan kasus korupsi di Indonesia yang grafik perkembangannya cenderung makin meningkatkan. Sungguh miris dan memprihatinkan bahwa data terakhir (Komisi Pemberantasan Korupsi-KPK, 2023) dana APBN sebesar Rp 80 triliun telah 'dikorupsikan' dalam berbagai proyek-infrastruktur khususnya- dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.

Tiga Sajak Penyair Pulo Lasman Simanjuntak
Pulo Lasman Simanjuntak. (istimewa).

Korupsi di Bumi Maya

 

korupsi merajarela di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata: Indonesia raya !

meratap di tembok penjara

membongkar kepelesiran 

dengan busana kematian

 

dari benua nusantara terpecah belah

kulihat sang nyonya memakai tas merek hermes 

seharga enam ratus juta rupiah

sedangkan tuanku berseliweran di jalan raya

dengan mobil terbang seharga seratus miliar rupiah

 

sementara aku hanya membawa tas laptop sungguh memalukan

sudah terjual menyebalkan

di toko kelontong pinggir jalan

untuk membeli sekarung beras dan makanan vegetarian

 

mobilku sendiri bermesin diesel tua

kadangkala cemas

berseliweran di jalan tol dalam kota

yang aspalnya berlobang

terkikis korupsi berlapis kue pukis

 

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

tadi malam kembali menyaksikan

sang nyonya berwajah permaisuri atalya

berpose di kabin pesawat jet mewah

 

persis ketika aku wawancara

ratu imelda marcos sedang memamerkan ribuan sepatu sinterklas

terbuat dari lapisan emas

tak berkarat dimakan ngengat

 

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

tuanku makin rakus menelan arloji berhala

sungguh korupsinya makin menggila

dimakan lahap empat puluh enam rekening

senilai lima ratus lima puluh miliar rupiah

yang tersumbat di saluran air kotor 

berbau paling busuk

bahkan ditemukan lagi tiga puluh tujuh miliar rupiah

disembunyikan malu-malu dalam safe depisot box bank milik negara

tanpa mengenakan kacamata berlian merah

 

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

pesta pora sodom gomora

suap menyuap

sogok menyogok

menari-nari satu irama

jelang penutupan sejarah dunia

 

Jakarta, Agustus 2023

 

Korupsi di Meja Baal

 

aku melihat kesedihan

ratusan wajah ketamakan

dipersembahkan di mezbah baal

dibakar mata uang triliunan rupiah

 

padahal kemiskinan dan kelaparan terus

berhamburan di pinggir jalan

persis orang-orang yang tak

setia membayar pajak tahunan

 

sambil menari-nari liar

masih di mezbah baal

disantap sembilan naga

penguasa dan pengusaha

rakus menghisap darah segar

 

aset kemewahan dan kepelesiran

dipamerkan

untuk anak-anak generasi mendatang

tak kunjung

berpantangan

suguhan makanan haram

 

aku juga melihat kecemasan

ribuan wajah putus asa

dililit kenaikan harga pangan

diikat utang piutang

bunga bank berkilauan

masa depan hanya ada

di pintu gua kematian

 

sampai kapan korupsi di meja baal akan berhenti ?

tanya puisiku yang membentur

kaki para kapitalis

tangan para oligarki

 

entahlah,

aku ingin terus menyelesaikan puisi biadab ini

sampai semua dapat diselesaikan

tanpa sogokan

di pengadilan akhir zaman

 

Jakarta, Agustus 2023

 

 

Pemburu Mata Pisau

 

pemburu mata pisau

kibarkan bendera maut

untuk kejar serombongan pewarta

menembus cuaca belerang

 

bertabrakan di jalan bebas hambatan

paling terpanjang

ada warna-warni kehidupan

 

pemburu mata pisau

telah kirim pesan mengerikan

di udara bersekutu roh-roh jahat

aku langsung terperosok

harus mencicil kredit bank

kering kerontang

 

bahkan tak mampu lagi

menimbun mata uang 

menjelma jadi utang negara 

telah mencapai ribuan 

trilliun rupiah

 

kemiskinan bocah-bocah liar 

di bawah matahari 

tangannya berbuah kelaparan

putus mengunyah bangku sekolah

 

aku sendiri tak mau korupsi

terlibat suap menyuap

masa depan kesesakan

di negeri telapak kaki

orang-orang berteriak brutal

krisis pangan di depan awan

 

pemburu mata pisau itu

hanya terdiam

menghilang di tikungan jalan

entah apa lagi

ancaman dikumandangkan

menghirup bunga sore kekeringan 

pasrah 

dan berserah

 

Jakarta, Agustus 2023

 

BIODATA : 

Penyair dan sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-IISIP Jakarta). Karya puisinya berjudul IBUNDA dimuat pertama kali di Harian Umum KOMPAS pada bulan Juli 1977. Kemudian berturut-turut karya puisinya dimuat di 25 media cetak (koran harian, suratkabar mingguan, dan majalah umum), serta dalam dua tahun terakhir ini karya puisinya juga telah dipublish (tayang) di 100 media online (website) di Indonesia dan Malaysia. Pulo Lasman Simanjuntak telah menerbitkan 7 buku antologi puisi tunggal dan 25 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia. Saat ini ia sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP) dan anggota sejumlah komunitas sastra. Beberapa kali diundang membaca puisi di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM). (*)