Tiga Nama Muncul dalam Survei Pemimpin di Bantul

Pemilih di Bantul cerdas dan realistis, mereka akan mencermati dulu siapa calon yang muncul, barulah menentukan pilihan.

Tiga Nama Muncul dalam Survei Pemimpin di Bantul
Dr Untoro Hariadi berbicara di depan Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Bantul, Rabu (31/7/2024) sore. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sekolah Tinggi Imu Administrasi (STIA) "AAN" Yogyakarta mengadakan survei dengan 450 responden dari 75 desa. Mereka dipastikan tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024 di Kabupaten Bantul yang terbagi 3.166 Tempat Pemungutan Suara (TPS),  3.144 TPS regular (RT /pedukuhan) dan 22 TPS khusus (UMY, ISI, UAD, Rutan, panti sosial dan ponpes).

"Kami mengadakan survei ini untuk mengetahui tentang berbagai aspek yang dirasakan oleh masyarakat Bantul terkait dengan kepemimpinan yang ada. Responden berasal dari beragam latar belakang pekerjaan atau profesi," kata Happy Susanto MPA, Ketua STIA "AAN" Yogyakarta pada acara sarasehan Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Bantul dengan tema menggagas masa depan pendidikan Bantul, Rabu (16/7/2024) sore, di Waroeng Omah Sawah, Miri Sewon.

Pada kegiatan yang dihadiri 50 perwakilan masyarakat dan juga Bacalon Bupati Bantul Dr Untoro Hariadi itu, Happy Susanto menjelaskan dari urvei yang dilakukan ada tiga nama yang diharapkan menjadi pemimpin Bantul masa mendatang.

Nama bupati pertahana Abdul Halim Muslih meraih 26 persen lebih, Wakil Bupati pertahana Joko Purnomo  mendapat 18 persen lebih dan  Dr  Untoro Hariadi mendapat 15 persen lebih. Sisanya 39 persen lebih belum menentukan pilihan. "Maka yang 39 persen suara lebih ini bisa diperebutkan oleh para kandidat yang nanti bertarung," katanya.

Sesi foto bersama usai sarasehan. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Belum adanya pilihan karena sebagian responden masih menunggu penetapan calon. Selain itu, juga karena pemilih Bantul cerdas dan realistis sehingga mereka akan mencermati dulu siapa calon yang muncul, barulah akan menentukan pilihan.

Dari survei ini juga ada yang merasakan perubahan pembangunan sejumllah 17 persen, yang tidak merasakan ada perubahan 46 persen lebih.

Pada sarasehan kali ini para pemerhati pendidikan mencermati budaya dan karaker seperti sopan santun, etika dan unggah-ungguh yang sekarang meluntur.

Ketua FMPP Bantul Purwantaka mengatakan sepuluh tahun lalu kental sekali budaya dan karakter pada diri anak namun sekarang sangat menurun.

"Terkikisnya karakter pada anak menyebabkan sikap sopan santun atau unggah-ungguh anak ke orang tua menurun. Aksi kejahatan jalanan semakin banyak," katanya.

Fondasi utama

FMPP berharap para calon pemimpin Bantul ke depan harus ikut menuntaskan persoalan pendidikan yang terjadi saat ini. Tidak kalah pentingnya adalah menekankan tentang pola parenting bagi anak.

Sedangkan Untoro Hariadi yang juga seorang dosen itu mengatakan pendidikan menjadi fondasi utama memajukan anak-anak Kabupaten Bantul. Karena tanpa pendidikan yang baik akan sulit membangun sebuah wilayah menjadi maju dan sejahtera.

"Jika saya diberi amanah memimpin Bantul, sektor pendidikan sangat kita perhatikan. Termasuk bagaimana pendidikan karakter menjadi kuat mengakar pada anak," katanya.

Sehingga, budaya sopan santun,unggah-ungguh tidak tergerus zaman. "Karena memang inti pendidikan itu tercermin dari karakter yang di dalamnya ada unggah-ungguh, tata krama, etika, norma," katanya. (*)