Terlahir Kembali, Ormas Ini Ingin Lebih Berguna Bagi Masyarakat

Terlahir Kembali, Ormas Ini Ingin Lebih Berguna Bagi Masyarakat

KORANBERNAS.ID -- Organisasi Masyarakat (Ormas) kini ramai dibicarakan, Stigma politisasi Ormas dan tindakan main hakim sendiri bertentangan dengan pancasila sedang menjadi sorotan pemerintah. Polemik ini muncul seiring ramainya pembicaraan perihal perpanjangan surat keterangan terdaftar (SKT) ormas yang mencuat belakangan ini.

Sebenarnya tak sedikit Ormas yang munjunjung tinggi nilai persatuan dalam keberagaman dan pancasila. 234 SC (Solidarity Community) Regional Wilayah (Regwil) kota Yogyakarta salah satunya, di Yogyakarta Ormas ini kerap melakukan kegiatan sosial yang berguna bagi yang membutuhkan.

Pada Minggu (1/11/2019) siang, 234 SC Regwil kota Yogyakarta melakukan silaturahmi ke Panti Asuhan AL Falah, Prenggan Kotagede. Dalam kesempatan ini 234 SC kota Yogyakarta memberikan ratusan paket alat tulis dan uang tunai sejumlah Rp 3.2 juta yang dikumpulkan dari solidaritas anggota dan para tamu undangan yang hadir dalam malam Charity Night, Sabtu, (30/11/2019) di Rumah Kopi, Timoho, Yogyakarta.

Edo Agustian, Pemuda yang mengampu, pembimbing dan yang bertanggung jawab di Panti Asuhan (PA) Al Falah menyatakan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima PA Al Falah. Edo yang merelakan rumah kontraknya untung menampung 32 pelajar yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia ini meyakini masih ada orang-orang baik dan peduli laiknya Komunitas 234 SC ini.

Sejak tujuh tahun lalu, berawal dari tiga orang siswa hingga kini menjadi 32 orang, PA AL Falah miliknya kerap menjadi tujuan untuk berbagi dari kelompok atau perorangan yang mampu. Meskipun instansi pemerintah melalui Dinas Sosial secara rutin belum memberikan bantuan yang nyata terhadap Panti Asuhan yang dibinanya, Edo tetap optimis masih banyak orang baik.

"Mereka (Dinas Sosial) memang belum secara rutin membantu, namun saya yakin tugas mereka berat, banyak panti dan komunitas seperti AL Falah ini di wilayah lain yang memerlukan bantuan. saya yakin setiap orang baik, pasti melakukan hal-hal baik pula, walaupun tak harus ditempat ini," terang Edo.

Keyakinanlah yang membuat Al Falah bertahan hingga tahun ketujuh. Rumah kontrakan yang berada di Prenggan, Kotagede ini tak begitu luas. Dinding yang merupakan paduan tembok semen dan bambu ini lebih mirip sebuah gudang ketimbang rumah tinggal.

Sangat sederhana, lemari plastik digunakan sebagai sekat antara ruang utama dan dapur. Diruang utama ini pula tempat mereka belajar, mengaji dan menghamparkan kasur tidur yang hanya berjumlah sembilan buah. Beberapa anak panti rebah dilantai semen beralaskan tikar, sebagian berbincang-bincang, ada pula yang mencuci seragam untuk digunakan esok hari.


Sebagian santri Panti Asuhan Al Falah, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)


Pasmas Sanjaya Afda Tirta (13) sejak lulus Sekolah Dasar datang ke panti asuhan Al Falah ini. Datang bersama kakak tingkatnya yang kebetulan satu kampung dengannya, Tirta mengaku senang berada di Yogyakarta. Meskipun demikian, tak jarang siswa kelas VIII SMP Bina Jaya, Banguntapan ini sedih bila ingat kampung halamannya, Lahat, Palembang. Kedua orang tuanya menjadi buruh kasar di perkebunan kelapa sawit untuk menghidupi adiknya.

Tirta yang sudah dua tahun berada di panti belum pernah mendapatkan uang kiriman dari Orang tuanya di kampung. Begitulah mayoritas santri di Al Falah, tidak semua memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayai hidup serta pendidikan. Satu-satunya hal yang dimiliki dan menjadi kemampuan mereka adalah semangat untuk menuntut ilmu.

Deni Boy Wibisono, Ketua Regwil 234 SC kota Yogyakarta menjelaskan, acara yang diinisiasi bersama ini merupakan salah satu cara dan bentuk nyata perhatian kita kepada masyarakat khususnya yang berada di wilayah kita (Yogyakarta). Hal ini menegaskan bahwa kaum muda masih banyak yang peduli dengan aksi sosial, bukan sekedar hura-hura.

"Kita harus mengerti kondisi setiap lingkungan kita bahwa pasti ada kelompok yang menurut saya perlu dibantu. dalam hal ini mereka yang ada di panti asuhan, bagaimanapun, kelak mereka adalah para penerus bangsa," ungkapnya.

Pihaknya ingin acara penggalangan dana serta kegiatan sosial seperti ini lebih intensif digelar. Karena hasilnya bisa langsung berguna bagi masyarakat yang kurang mampu. "Hal ini sesuai dengan nafas pergerakan kami, yaitu komunitas yang fokus dengan solidaritas," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua 234 SC Korwil DIY, dr Sobri Emiga Sando mengungkapkan, Malam ini merupakan pijakan awal kembalinya 234 SC setelah sempat vakum cukup lama. Kini dengan struktur organisasi yang baru 234 SC kota Yogyak kembali.

"Reborn, atau terlahir kembali pada malam ini sekaligus membahas banyak hal, antara lain penerimaan registrasi anggota baru dan rencana pengukuhan organisasi pada februari mendatang. kemudian di lain kesempatan akan berlanjut pembentukan struktur organisasi di empat kabupaten di wilayah Yogyakarta. sehingga manfaat yang lebih luas bisa dirasakan masyarakat," tandasnya. (yve)